13 Feb 2010

" Jauhi Virusnya Jangan Orangnya "

 ” JAUHI VIRUSNYA
JANGAN JAUHI ORANGNYA “


Nama : Irfan Mustofa


Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bandung
2010

  KATA PENGANTAR
Sebelumnya, puji syukur mari panjatkan tidak lain hanya kepada kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.penulis dapat menyelesaikan makalah yangberjudul : “ Jauhi Virusnya Jangan Jauhi Orangnya “, dengan lancar dan tanpa hambatan yang berat.
Penulis sengaja mengangkat permasalahan HIV bermaksud untuk menjelaskan kepada pembaca bahwa sebenarnya penhyakit HIV / AIDS bukansuatu hal yang terlalu di takuti akibatnya pengidap HIV mereka tertekan bahkan stres karena dijauhi dari lingkungan sosialnya. Penulis pula akan menguraikan secara solusi untukmenambah rasa kepedulian kita kepada para penderita penyakit tersebut.
Tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Ibu. Mimin Saptinah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pembimbing dalam tersusunnya makalh ini, Bu Mulyani selaku Pustakawan yang membantu deangan memilihkan buku-buku referensi terkait topik yang di angkat. Ucapan terima kasih juga tercura kepada kedua Orang tua penulis yang memberi banyak dukungan lewat do’a dan morilnya serta teman-teman yang selalu memberi dukungan dan orang-orang yang berpartisipasi lewat voting di web society (situs jejaring) di internet.
Harapan penulis hanyalah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan seputar HIV dan rasa kepudulian nya kepada para pengidap HIV / AIDS. Permohonan maaf juga banyak tercurah karena karena karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna jadi penulis haraf kesediaan pembaca atas saran dan kritikan untuk perbaikan karya ilmiah ini.Semoga keberhasilan berpihak kepada kita semua.
Bandung, Februari 2010


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian .......................................................................... 2
1.5 Kegunaan ....................................................................................... 2
1.6 Sistematika ..................................................................................... 3
BAB 2 Pembahasan ............................................................................................... 4
2.1 Pengertian HIV dan AIDS .............................................................. 4
2.3 4 Cara Terinfeksinya Tubuh Terhadap HIV .................................. 5
2.4 Seputar HIV ................................................................................... 6
2.4 Kasus HIV / AIDS ......................................................................... 9
2.5 Ciri-Ciri Penyakit HIV / AIDS ...................................................... 10
2.6 Ciri-Ciri Pengidap HIV / AIDS ..................................................... 11
2.7 Penelitian Mengenai HIV / AIDS .................................................. 12
2.8 Penyebab AIDS .............................................................................. 15
2.9 Penularan ........................................................................................ 17
2.10 Skrining Dengan Teknologi Modern .............................................. 19
2.11 Pencegahan ..................................................................................... 21
2.12 Pendapat Mereka ? ......................................................................... 22
2.13 JAUHI VIRUSNYA JANGAN JAUHI ORANGNYA ................ 23
2.14 Upaya Bersama Dalam Penanggulangan HIV / AIDS................... 27
2.15 Hindari KERUGIAN dengan KEPEDULIAN .............................. 29
Bab 3 Penutup ....................................................................................................... 31
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 31
 3.1.1 gejala HIV .......................................................................... 31
 3.1.2 penularan ............................................................................ 32
 3.1.3 pencegahan ......................................................................... 32
3.2 Saran ............................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di negara Indonesia, dengan jumlah penduduk yang padat dan memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan YME, tidak tutup kemungkinan untuk terjangkit AIDS karena penyakit ini menular pada siapapun,dan pola hidaup masyarakat yang buruk, pergaulan bebas, serta narkoba masih menjadi penyebab utamanya. Menjadikan angka penderita HIV meningkat setiap tahunnya.
Disamping itu, masalah penyakit HIV sebagai penyakit yang mematikan, selain membuat para pengidapnya menderita fisik ternyata mereka menderita secara batin dan kejiwaannya sehingga membuat mereka depresi dan mengalami gangguan jiwa karena di jauhi dari lingkungan sosialnya.
Hal itulah yang menggugah penulis untuk melakukan riset serta penelitian lebih lanjut serta menyusunya menjadi sebuah karya ilmiah lengkap mencari solusi-solusi pada masalah topik yang penulis susun, sehingga pembaca mampu untuk menambah rasa kepeduliannya terhadap para penderita HIV / AIDS.

1.2 PERMASALAHAN
Penulis menyusun makalah ini karena ingin memecah permasalahan dari topik yang penulis angkat mengenai HIV diantaranya :
• Kurang pemahaman HIV / AIDS pada masyarakat dan remaja sehingga membuat angka penularan HIV semakin meningkat setiap tahunnya
• Penderitaan para pengidap HIV tidak cukup dari fisiknya tapi secara kejiawaan nya mereka menjadi di jauhi dari lingkungan sosialnya.



1.3 TUJUAN PENELITIAN

Selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bhs. Indonesia penulis menyusun makalah ini karena ingin menjelaskan penderitaan para pengidap HIV yang dijauhi ma syarakat dan mendapatkan solusi – solusi sebagai kunci permasalahan sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan tentang pencegahan virus tersebut dan menambah rasa kepedulian pembaca terhadap penderita HIV / AIDS.

1.4 METODE PENELITIAN

Demi tersusunnya beberapa data dan informasi yang telah dikumpulkan oleh penulis menjadi Bahan Tulisan untuk Makalah maka penulis menggunakan beberapa metode yaitu melalui penyebaran angket seputar HIV/AIDS. Melakukan voting kecil-kecilan untuk mendapat hasil survey dari beberapa orang disitus jejaring Facebook, membaca buku referensi yang terkait topik yang penulis angkat sebagai sumber utama selain itu, Penulis juga bertanya pada para ahli yang bersangkutan untuk mendapat Informasi sempurna lagi.


1.5 KEGUNAAN

Kegunaan makalah sendiri bukan hanya sebagai penunjang syarat nilai mata pelajaran saja, akan tetapi memberi Pembaca wawasan mengenai segala hal tentang HIV / AIDS dan semoga Pembaca dapat lebih berupaya lagi untuk memberikan kepelindungannya terhadap para Penderita HIV/AIDS.




1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN

 Pertama-tama mengurutkan beberapa topik yang akan dijadikan sebagai Karya Ilmiah, setelah dengan pertimbangan yang dalan Penulis menentukan topik Seputar HIV/AIDS yang masih menjadi Permasalahan saat ini.

 Mencari buku-buku referensi terkait lalu membaca buku ( Study Literatur ) sebagai sumber utama penyusunan makalah.


 Untuk mendapatkan hasil survey penulis melakukam penelitian dengan cara penyebaran angket kepada temen-teman sekelas. Belum cukup dari iti, Penulis membuat sebuah voting di Web sociaty (Situs Jejaring) facebook dan bertanya pada para ahli di internet untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

 Pada akhirnya semua informasi dari data terkumpul lalu penulis menyusunya menjadi sebuah makalah yang utuh.

BAB II PEMBAHASAN
HIV DAN AIDS
2.1 PENGERTIAN
HIV singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini adalah virus yang diketahui menjadi penyebab AIDS [Acquired Immune Deficiency Syndrome] dan AIDS bukanlah penyakit pada reproduksi tapi di dapat karena adanya hubungan seksual yang merupakan proses reproduksi pada manusia oleh penderita AIDS. Di duga infeksi penyakit ini berasal dari benua Afrika yang di ketahui sebagai benua yang terbesar terinfeksi penyakit HIV / AIDS.
Jika seseorang positif HIV, ini berarti mereka terinfeksi virus tersebut. Seseorang yang terinfeksi dengan HIV tidak mempunyai AIDS selama virus tersebut secara serius merusak sistem kekebalan, membuat mereka lemah/mudah terserang infeksi, beberapa di antaranya menyebabkan kematian. AIDS yang mulai dikenal pada abad ke-20. Berdasarkan data tahun 2004, AIDS menjadi epidemik yang menyebabkan kematian di dunia sampai 3,1 juta jiwa. Dan virusnya yaitu HIV ditularkan melalui cairan tubuh kebanyakan dalam darah, sperma, cairan vagina dan ASI.
Seseorang yang positif HIV dan yang mempunyai Infeksi oportunistik (sesuatu yang tidak mungkin ada bila HIV tidak ada), atau seseorang yang memiliki sel darah penolong T kurang dari 200 dikategorikan memiliki Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Terdapat 2 macam virus H1V: Tipe 1, yang umum dijumpai di Amerika Serikat, dan Tipe 2, yang, umum dijumpai di Eropa. Keduanya dapat menyebabkan AIDS. AIDS mengancam jiwa bila sel penolong T melemah atau. dirusak oleh virus HIV. Sel T sendiri membantu pembentukan antibodi-antibodi yang melawan infeksi dalam darah. Alamiah sel T yang normal, berkisar antara 600 hingga 1.000.
2.3 4 CARA TERINFEKSINYA TUBUH TERHADAP HIV
1. Berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung dengan orang yang terinfeksi [kasus kebanyakan].
2. Berbagi jarum suntik atau alat suntik yang terkontaminasi atau alat tindik;
3. Darah dan produk darah melalui, contohnya, transfusi, pencangkokan organ atau jaringan yang terinfeksi.
4. Penularan melalui ibu yang terinfeksi kepada anak dalam kandungan atau pada saat kelahiran dan pemberian ASI.
Sampai saat ini, AIDS sudah menularkan keberbagai negara. Namun sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah seseorang supaya tidak terinfeksi HIV, walaupun banyak seseorang terkena HIV, virus HIV terus berada berada di dalam tubuh penderitanya dan melemahkan sistem pertahanan tubuh (sistem imun) dari seladarah putih.

Jika pertahanan tubuh sudah lemah, orang akan mudah diserang oleh berbagai macam penyakit. Nah, penyakit inilah yang berkumpul dan menyebabkan kematian bukan dari HIVnya tapi akibat dari HIV itu.

Satu-satunya cara untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi virus HIV atau mengidap AIDS adalah melalui tes darah. Gejala-gejala dari penyakit ini begitu acak dan berbeda pada tiap orang.





2.4 SEPUTAR HIV

Setelah penulismelakukan penelitian dan mencari dari berbagai sumberal hasil di dapat subah informasi bahwa penyebaran HIV banyak berasal dari kalangan remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA inilah yang di sayangkan penulis dalam menyusun karaya ilmiah ini beriktu kutipan yang di dapat penulis :
50% Infeksi Baru HIV Dunia Berasal Dari Remaja, dan pasang surut Infeksi HIV

Sekitar 50% infeksi baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) dunia berasal dari kalangan remaja sebagai akibat kurangnya pemahaman kalangan remaja tentang pendidikan seks serta kurangnya intervensi kepada kalangan remaja untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
Programmed Officer Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan International AIDS Conference XVI 2006, 9-12 Agustus 2006, mengatakan, sekitar 50% infeksi baru HIV di dunia berasal dari kalangan remaja.
Data sekitar 50% infeksi baru dari kalangan remaja di dapat dari pertemuan yang diikuti oleh 250 remaja dunia, disusul International AIDS Conference pada 13-18 Agustus 2006 yang diikuti oleh 25.000 orang dari belahan dunia. Akibat dari minimnya pendidikan seks bagi remaja, lanjutnya lagi, banyak remaja di dunia kurang mengetahui cara yang terbaik untuk melindungi diri mereka dari penyakit menular seksual yang sangat membahayakan manusia.
Selain persoalan tersebut, tingginya angka pengidap HIV dari kalangan remaja, juga dipengaruhi oleh minimnya keterlibatan mereka dalam program penanggulangan AIDS di dunia. Diperlukan kepemimpinan remaja dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di dunia, terutama remaja putri yang paling rentan terkena dampak dari epidemi HIV. 267 kasus AIDS, rata-rata usia yang terinfeksi adalah usia yang masih produktif.
Budaya yang membicarakan pendidikan seks di kalangan remaja, membuat mereka tidak mengetahui cara penularan penyakit itu. Lain halnya jika mereka mendapatkan pendidikan seks, maka remaja bisa mengetahui bagaimana melakukan hubungan seks yang aman dan tidak beresiko terinfeksi HIV/AIDS, jelas aktivis itu.
Sementara menurut Who Fact Sheet tahun 2003, penggunaan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS menurut Who Fact Sheet tahun 2003 mengenai Efektivitas Penggunaan Kondom, bahwa pemakaian kondom secara konsisten dalam melakukan hubungan seks dapat menurunkan angka penularan hingga 94% di Thailand dari 14% di tahun 1989 (dari 410,406 kasus dalam tahun 1994 menjadi turun menjadi 27,362 kasus di tahun 1997 akibat melakukan seks dengan menggunakan kondom.
Dari jumlah itu, kelompok yang paling banyak memberikan kontribusi adalah usia 15-29 tahun dengan klasifikasi sebagai berikut, usia 15-19 sebanyak 9 kasus HIV, dan 8 kasus AIDS, usia 20-29 sebanyak 117 kasus HIV.
Meskipun begitu, ternyta bahwa infeksi HIV di Dunia kini mengalami penurunan sekitar 17% yang membuat dada terasa lega ini membuktikan bahwa Upaya untuk mengurangi jumlah penderita HIV di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berjalan baik. Dalam laporannya, WHO dan Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) mengungkapkan bahwa dalam delapan tahun terakhir jumlah infeksi HIV menurun sekira 17 persen.


Di sejumlah kawasan seperti Asia, rata-rata mengalami penurunan, hanya wilayah Eropa Timur saja yang mengalami kenaikan. Dari tahun 2001 hingga 2009 jumlah penderita baru yang terinfeksi HIV di benua Afrika menurun sekira 15 persen, sedangkan di kawasan Asia Selatan menurun 10 persen, dan di Asia Timur menurunan 25 persen.

Data lain yang diungkapkan UNAIDS dan WHO menyebutkan bahwa jumlah orang yang hidup dengan HIV diperkirakan berkisar pada 31,1 juta hingga 35,8 juta orang. Sementara itu, Dr Margaret Chan, Director-General of WHO mengatakan, sejumlah investasi yang dilakukan oleh dunia internasional telah menunjukkan hasil yang baik, sebab itu masyarakat tak dapat meninggalkannya begitu saja. Sudah saatnya kita melakukan upaya dua kali lebih besar untuk menyelematkan nyawa manusia lebih banyak.
Walaupun di Dunia mengalami penurunan lain halnya di tanah air ini justru infeksi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya berikut grafik peningkatan Infeksi HIV di Indonesia



2.2 Kasus HIV / AIDS di DUNIA dan INDONESIA
Data grafik di atas menunjukan jumlah peningkatan infeksi HIV di Indonesia yang semakin meningkat di tahun 2008.
LEBIH dari 23 tahun HIV-AIDS mengglobal HIV-AIDS makin mendunia, makin membumi di Indonesia. Prevalensinya terus naik seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju.
Jika ditilik jauh ke belakang, sebenarnya upaya pencegahan dan penanggulangan secara sistematis telah dimulai sejak 1994. Namun, perkembangan kasusnya terus meningkat disertai dengan tingkat penyebarannya yang juga semakin meluas. Jika 5 tahun lalu HIV-AIDS hanya menjadi bagian kelompok berisiko tinggi, saat ini HIV-AIDS telah hinggap ke komunitas yang tergolong aman, seperti ibu rumah tangga, mahasiswa/pelajar, maupun Balita. Dari kota hingga pedesaan.
Untuk diketahui, dari data 319 penderita yang ditemukan sampai Februari 2008, 27 di antaranya adalah mahasiswa, 2 petani, 4 PNS dan 81 pekerja swasta. Sedangkan 1 dari 5 penderita ini adalah ibu rumah tangga dan 13 penderita lainnya masih Balita.
Dengan kata lain, HIV-AIDS bukan lagi masalah Pekerja Seks Komersil (PSK), pengguna jarum suntik (IDU), dan lelaki hidung belang. Tapi HIV-AIDS telah menjadi persoalan semua lapisan masyarakat yang harus secepatnya ditanggulangi bukan untuk dipetieskan terutama oleh para pemimpin yang ada di semua segmen.
Secara nasional ahli epidemiologi dalam kajiannya memproyeksikan bila tidak ada peningkatan upaya penanggulangan, maka pada 2010 jumlah kasus AIDS akan menjadi 400.000 orang dengan kematian 100.000 orang pada 2015 menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 orang. Sedangkan penularan dari ibu ke anak akan mencapai 38.500 kasus.
Dari data yang diambil dari 1989 hingga Maret 2008, penderita HIV/AIDS di Bandung mencapai 1.463 dari total 3.391 orang.
free sex dan narkoba yang selalu identik dengan remaja, dan kenapa remaja harus mencoba hal yang negatif. Harusnya dalam diri sendiri, harus ada motivasi untuk lebih maju dan lebih baik, berfikir kritis untuk kehidupan ke depan yang cerah, bukan malah mendekatkan diri kepada kematian yang benar- benar sia-sia.

2.5 CIRI-CIRI PENYAKIT HIV/AIDS
Ciri-ciri penyakit HIV/AIDS adalah seseorang bisa mengalami penurunan imunitas atau daya tahan tubuh, hal ini bisa kita lihat seorang yang terinfeksi virus tersebut akan mudah sakit seperti flu yang lama sekali sembuhnya. Jika sudah stadium lanjut akan menjadi sangat rentan sekali dia bisa mengalami komplikasi berbagai penyakit.
Seperti diare, infeksi saluran pernafasan, lepuh kulit, berat badan terus menurun sehingga penderita tampak kurus dan kering.Seseorang bisa terinfeksi kenbanyakan jika dia melakukan hubungan seksual secara bergantian baik heteroseksual maupun homoseksual, dan yang lebih rentan yang hubungan sesama jenis.
2.6 CIRI-CIRI PENGIDAP HIV - AIDS
Secara umum penderita AIDS sangatlah sulit untuk diketahui. Tidak ada ciri-ciri fisik khusus untuk penderita HIV, karena virus HIV menyerang kekebalan tubuh, ciri-ciri yang terlihat ya penyakit-penyakit umum. Gejala fisik khas baru terlihat pada saat muncul infeksi opportunitis, infeksi yang mucul pada stadium HIV lanjut. Bentuknya juga tidak berbeda dengan orang yang terkena penyakit tersebut tapi bukan karena terkena HIV, macam TBC, sarkoma kaposi, pembengkakan kelenjar getah bening dll. Untuk tahu pasti ya periksa darah untuk mengetahui keberadaan virus HIV. Hampir semua lab umum bisa , tapi sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter yang biasa menangani penderita HIV.
Beberapa gejala pada orang yang mungkin mengidap virus HIV, seperti :
1. Pengidap AIDS akan terlihat lesu, tak bersemangat dan lemah. Rentan terhadap segala macam penyakit.
2. Pada fase berat, penderita AIDS akan terlihat sangat kurus, pupil mata membesar, tak bertenaga dan akan terbaring lemah menunggu ajal.
Berikut gejala yang nampak pada penderita HIV / AIDS
Gejala Orang yang Terinfeksi HIV/AIDS
Sebenarnya belum ada ditemukan gejala-gejala yang pasti untuk menentukan seseorang terkena HIV/AIDS kecuali harus melalui tes darah. Namun gejala-gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:


• Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan;
• Demam lebih dari 38oC, disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada malam hari.
• Diare kronis lebih dari 1 bulan
• Rasa lelah berkepanjangan
• Pembesaran kelenjar getah bening yang menetap, biasanya di sekitar leher dan lipatan paha
• Gatal-gatal
• Herpes kulit, serta
• Kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga mulut, alat kelamin dan lainnya.



2.7 PENELITIAN MENGENAI HIV / AIDS
Seorang doktor beserta rekan-rekannya dari rumah sakit negeri di Amerika meneliti penyakit HIV dan mencari solusi untuk mencegah peningkatan virus tersebut dalam tubuh beliau adalah Dr. Neil Solomon beserta rekan-rekannya
Dr. Neil Solomon tidak hanya menerima laporan tentang bagaimana noni telah membantu mengurangi gejala negatif yang dialami oleh penderita AIDS seperti masalah pernafasan dan ketidak normalan pencemaan, namun Dr. Neil Solomon Juga telah mendapatkan informasi dari para individu yang mengindikasikan peningkatan sel T yang signifikan setelah meminum tahitian noni . Beberapa percaya dalam kasus noni dan AIDS ini terdapat hubungan yang sangat kuat dan sinergis antara kandungan nutrasetikal dalam noni dan perbaikan pada selsel yang berhubungan dalam penyakil itu - sel T.
Dalam teori ini, ketika nutrasetikal dalam noni saling dikoimbinasikan secara unik maka akan terjadi peremajaan sel. Bila sel T mampu diremajakan lagi dan tersedia dalam,jumlah yang banyak maka tubuh akan mampu menghalau penyakit dan menjaga fungsinya.Terdapat masalah-masalah pada sistem kekebalan tubuh lainnya yang tidak berhubungan dengan HIV. Sebagai contoh, Myasthenia Gravis dan penyakit Addison dimana keduanya adalah ketidaknormalan yang terjadi di dalam tubuh dimana sistem kekebalan menyerang tubuh sendiri. Pada Myasthenia Gravis, tubuh menciptakan antibody - antibodi yang melawan sendiri penerima asetitkolin yang terdapat pada otot-otot syaraf. Akibatnya terjadi kelemahan otot dan kelelahan.
Penyakit Addison muncul di saat sistem kekebalan menyerang kelenjar adrenal Yang merupakan tempat dimana beberapa hormon tubuh dlProduksi. Tanpa adanya produksi hormon-hormon tersebut maka tubuh tidak akan tumbuh sebagaimana mestinya, seseorang akan mengalami kelelahan yang kronis dan makin memburuk, tekanan darah yang mudah turun, dan akan mudah sekali terkena penyakit lain seperti flu.
Dengan berbagai macam kelainan sistem kekebalan tubuh tersebut, Dr. Neil Solomon percaya tahitian noni dapat membantu dengan berbagai cara. Pertama, tahitian noni dapat membantu dalam hat pencegahan. Bila sistem kekebalan tubuh anda tidak berfungsi secara benar, maka seseorang perlu berhati-hati untuk tidak tertular penyakit umum lainnya agar tidak meledak menjadi penyakit yang berat. Noni mengatur seluruh sistem kekebalan tubuh dan membantu mempertahankan kesehatan yang optimal Banyak orang yang melaporkan bahwa mereka memilih noni di saat bepergian, dimana pertahanan tubuh sedang rendah. Pejuang-pejuang kuno dari Polynesia biasanya menggunakan buah noni untuk menjaga stamina dan kekuatan oldeka pada waktu mereka bepergian dari satu pulau ke pulau Iainnya.
Cara lain dimana noni mampu menolong kelainan pada sistem kekebalan tubuh adalah melalui mekanisme pembentukan selular yang ditunjang oleh kandungan nutrasetikal dalam noni. Beberapa dokterpercaya batlwa kandungan nutrasetikal dalam noni dapat memmbantu mcmbangkitkan organ-organ yang telah diserang oleh sistem kekebalan tubuh yang abnormal.
Mendiang Dr. Mona Harrison, seorang lulusan Harvard yang telah mempelajari dalam menggunakan tahitian noni dalam praktek medisnya, mengemukakan teori bahwa noni berperan dalam merangsang beberapa kelenjar pada sistem endokrin sehingga meningkatkan produksi harmon yang lebih baik dan meningkatkan keseimbangan tubuh.
Dalam penelitian Dr. Neil Solomon, dari 162 orang yang positif HIV dan mengkonsumsi tahitian noni, 55% di antaranya melaporkan hasil yang baik. Demlkian juga Dr. Neil Solomon menemukan dari 4.036 orang yang mengkonsumsi noni untuk membantu permasalahan imunitas mereka, 79% di antaranya memperlihatkan adanya penurunan terhadap gejala-gejala yang negatif.
Dosis penggunaan Noni: jumlah konsumsi rata-rata dari 55% responden yang mengalami kemajuan kesehatan yang positif untuk HIV adalah 105 cc setiap hari. Sedangkan 79% dari mereka yang secara rata-rata mengkonsumsi 105 cc jsetiap hari melaporkan hasH yang positif atas permasalahan imunitas mereka.
2.8 PENYEBAB AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus HIV telah ada di dalam tubuh sebelum munculnya penyakit AIDS ini. Namun kenyataan bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan. Faktor yang lain adalah waktu. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kesempatan untuk terkena AIDS meningkat, bukannya menurun dikarenakan faktor waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya.
Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.
Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. Yang membuat virus ini lebih sulit ditangani daripada virus lain adalah karena virus ini menjadi bagian dari struktur genetik sel yang ditulari, dan tidak ada cara untuk melepaskan diri dari virus ini. Ini berarti bahwa orang yang terinfeksi virus ini mungkin terinfeksi seumur hidupnya. Selain itu dapat berarti bahwa orang yang mengidap HIV dapat menulari sepanjang hidup.
Cara virus ini merusak fungsi sistem kekebalan tubuh belum dapat diungkapkan sepenuhnya. Teori yang terbaru namun belum dapat dibuktikan kebenarannya menyatakan bahwa rusaknya sistem kekebalan yang terjadi pada pengidap AIDS mungkin dikarenakan tubuh menganggap sel-sel T-helpernya yang terinfeksi sebagai “musuh”. Jika demikian kasusnya, lalu apa yang akan dilakukan oleh mekanisme pertahanan tubuh yaitu mulai memproduksi antibodi untuk mencoba menyerang sel-sel T yang telah terinfeksi. Akan tetapi antibodi juga akan diproduksi untuk menyerang sel T-helper yang tidak terinfeksi, mungkin juga merusak atau membuat sel-sel ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jika demikian, HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh tidak hanya dengan membunuh sel-T tetapi dengan mengelabuhi tubuh dengan membiarkan tubuh sendiri yang menyerang mekanisme pertahanannya.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS.
Penemuan ini benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.
2.9 PENULARAN
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa (PIPI), berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.
2.10 Skrining Dengan Teknologi Modern
Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini biasa diseput sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar orang akan mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. Bagaimanapun, terdapat kemungkinan bahwa beberapa individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi. Maka, jika test HIV awal negatif dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan pemaparan kuman, test ulang harus dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk menghindari kemungkinan hasil negatif palsu. 97% manusia akan mengembangkan antibodi pada 3 bulan pertama setelah infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat langka, akan diperlukan 6 bulan untuk mengembangkan antibodi terhadap HIV.
Tipe test yang lain adalah test RNA, yang dapat mendeteksi HIV secara langsung. Waktu antara infeksi HIV dan deteksi RNA adalah antara 9-11 hari. Test ini, yang lebih mahal dan digunakan lebih jarang daripada test antibodi, telah digunakan di beberapa daerah di Amerika Serikat.
Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme immunoassay) digunakan pada sampel darah yang diambil dari vena, adalah test skrining yang paling umum untuk mendeteksi antibodi HIV. EIA positif (reaktif) harus digunakan dengan test konformasi seperti Western Blot untuk memastikan diagnosis positif. Ada beberapa tipe test EIA yang menggunakan cairan tubuh lainnya untuk menemukan antibodi HIV. Mereka adalah
• Test Cairan Oral. Menggunakan cairan oral (bukan saliva) yang dikumpulkan dari mulut menggunakan alat khusus. Ini adalah test antibodi EIA yang serupa dengan test darah dengan EIA. Test konformasi dengan metode Western Blot dilakukan dengan sampel yang sama.
• Test Urine. Menggunakan urine, bukan darah. Sensitivitas dan spesifitas dari test ini adalah tidak sebaik test darah dan cairan oral. Ia juga memerlukan test konformasi dengan metode Western Blot dengan sampel urine yang sama.
Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV positif, itu tidak berarti bahwa pasangan hidup dia juga positif. HIV tidak harus ditransmisikan setiap kali terjadi hubungan seksual. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah pasangan hidup pasien tersebut mendapat HIV positif atau tidak adalah dengan melakukan test HIV terhadapnya.Test HIV selama kehamilan adalah penting, sebab terapi anti-viral dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kemungkinan dari wanita hamil yang HIV positif untuk menularkan HIV pada anaknya pada sebelum, selama, atau sesudah kelahiran. Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin pada masa kehamilan.
Di Indonesia, rumah sakit besar di ibu kota provinsi telah menyediakan fasilitas untuk test HIV/AIDS. Di Jakarta, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah sakit lain juga sudah memiliki fasilitas untuk itu. Di Bandung, RS Hasan Sadikin juga sudah memiliki fasilitas yang sama.
2.11 PENCEGAHAN HIV / AIDS
AIDS adalah masalah kesehatan dan masalah sosial. Karena penyebaran HIV/AIDS sangat kuat dipengaruhi oleh tingkah laku manusia, dan segala usaha untuk pencegahannya haruslah mempertimbangkan faktor ini.
Usaha pencegahan di antara populasi umum terdiri dari perbaikan ketrampilan dan pengetahuan, dalam cara yang dapat diterima oleh nilai-nilai agama dan norma-norma budaya, tentang bagaimana virus ini berpindah, konsekuensi dan pencegahannya, penggunaan metode IEC yang telah ada.
Penyebarluasan pengetahuan melalui jalur pendidikan formal dan informal begitu juga melalui jalur agama dicapai dengan cara sistematis memasukan material tentang HIV/AIDS ke dalam kurikulum reguler mereka.
Penerapan yang sesuai dalam program IEC juga membutuhkan kapasitas yang membangun pada pekerja kesehatan di garis depan, pekerja sosial, pekerja lapangan, guru, pelatih trampil dan lain-lain.
Usaha pencegahan ditujukan pada populasi yang beresiko tinggi seperti para pekerja seks dan klien mereka, PLHA dan partnernya, IDUS, dan mereka yang secara umum pekerjaannya beresiko terinfeksi HIV/AIDS seharusnya didasari ukuran pencegahan efektif seperti penggunaan kondom, pengurangan resiko, ketaatan beribadat dan meningkatkan keimanan sebagai tindakan pencegahan universal karena perilaku setiap orang terlepas dari garis nasibnya.
Dengan demikian, seseorrang yang beriman kepada Tuhan dan mamahami tujuan hidupnya sebagi seorang wali yang akan di bangkitkan setelah mati dan mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatanya selama ia hidup di dunia, jelas berbeda dengan mereka yang tidak beriman. Keimanann pada giliranya menjadi dasar perilaku
Setiap orang memilik kebutuhan untuk memuaskan setiap aspek kehidupannya : spiritual intelektual, danfisik. Kebutuhan seksual harus dianggap sebagai salah satu dari keseluruhan kebutuhan yangmenghasilkan kesehatan badan dan keseimbangan jiwaa.
Bagi kebutuhan jiwa, orang yang beriman akan larut dalam ingatan dan ibadah kepada Tuhan. untuk aspek fisik, orang yang beriman mendapat kepuasan dari kebutuhan makanan, seks, dan hal-hal laing yang bersifat materi,secara proporsional tanpa berlebih-lebihan dan dengan tatakrama yang benar.
Jadi tidak ada kontra indikasi antara pemuasan kebutuhan seksual dengan alam spiritual manusia. Kotoran hanya datang dari pelampiasan terhadap kepuasan materi yang tidak bermoral. Itulah yang menjadikan keimanan sebagai pencegahan HIV yang sangat tepat karena bila manusia bermoral HIV tidak akan semakin meluas.







2. 12 Pendapat Mereka ?
Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, lanjutnya, membuat upaya-upaya untuk menanggulangi penyebaran virus berbahaya tersebut semakin sulit. Kondisi ini kian diperparah dengan kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS. Penulis pernah melakukan survey kecil-kecilan dengan penyebaran angket sebagai sempel penulis mengumpulkan informasi kepada teman-teman sekelas ternyata, mereka memang mengetahui Apa itu HIV / AIDS tapi bila di minta penjelasan mereka masih banyak yang belum paham betul tentang HIV/AIDS.
Menurut hasil survey, keterlibatan masyarakat penting dalam upaya-upaya mencegah meluasnya penyebaran virus HIV/AIDS. Hal ini karena ada kecenderungan penularan penyakit mematikan tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.
Dari informasi yang penulis dapat Data Bulan Agustus tahun lalu merupakan kasus tertinggi penyebaran HIV/AIDS yang ditemukan. Jumlah penderita HIV/AIDS itu sendiri, tambah banyak. Sementara dari hasil Menurut mereka, guna mengatasi kecendrungan peningkatan penyebaran virus HIV/AIDS, harus ada koordinasi yang kuat dari semua pihak yang berkepentingan baik pemerintah maupun masyarakat.
Sebelumnya, dari hasil survey ada yang mengatakan, perlunya peraturan di daerah sebagai landasan hukum bagi pemerintah daerah untuk menjalankan program-program penanggulangan HIV/AIDS yang lebih intensif. “Saya pikir peraturan wali kota lebih pas karena penanggulangan HIV/AIDS lebih bersifat teknis,” katanya.

2.13 JAUHI VIRUSNYA JANGAN JAUHI ORANGNYA
Sebelumnya penulis sudah menjelaskan semuanya tentang HIV / AIDS. Di samping para pengidap virus tersebut menderita secara fisik ternyata setelah penulis telusuri telursuri bahwa pengidap HIV mengalami gangguan kejiwaan akibat dari dikucilkan oleh masyarakat dan di jauhi dari linkungan sosial mereka.
Penderitaan mereka begitu besar, kita jangan menyalahkan mereka karena itu akibatnya tapi sesungguhnya mereka tidak ingin mendapat penyakit seperti itu dan mereka tidak tahu mengapa mereka bisa terjangkit oleh virus tersebut. Berikut kutipan oang – orang yang menderita penyakit hiv dan malah di kucilkan oleh orang lain yang di dapat penulis dari berbagai sumber :

JAUHI VIRUSNYA ... BUKAN ORANGNYA
disadur : Pikiran Rakyat Online


GARUT - Penderita HIV asal Garut, dikucilkan oleh keluarga dan MASYARAKAT di Gunung Batur Kab. Garut. Hanya dalam sebuah gubuk 2x2 m dia hidup sendiri menanggung penyakit yang semakin melemahkan tubuhnya. Mungkinkah orang sekitar masih kurang paham ?

 Setelah diasingkan selama sepekan di kaki Gunung Guntur Kab. Garut, penderita Human Immuodeficiency Virus (HIV), H (27), akhirnya dipindahkan ke RSU dr. Slamet Garut, Selasa (20/10). Meski belum dipastikan status HIV yang dideritanya, namun penanganan medis dilakukan untuk memperbaiki kondisi tubuhnya.
Seperti diketahui, sejak sepekan lalu, H "dibuang" dari lingkungan masyarakat sekitar rumahnya. Dia ditempatkan di blok Seureuhjawa Kp. Dukuh Kel. Pananjung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut .
Sebelumnya, setengah tak berdaya, tubuh kurus kering H pun hanya berbaring di atas papan triplek dengan alas karpet plastik. Setelah divonis menderita TB, sekarang dia juga mengidap kanker kulit.
Sejumlah keluarga pasien di RSU menolak disatukan dengan H dalam ruangan yang sama. Akhirnya, H pun ditempatkan di lorong ruangan tersebut dengan diberi partisi kain putih saja.
Perawat pun tampak kesulitan menangani H karena kulitnya sudah melepuh dan H akan merasa kesakitan jika dibersihkan. Akibatnya, suara H yang terus mengerang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien lain yang dirawat di ruangan tersebut.
Berita terakhir dari teman-teman LSM di Bandung, H sudah mendapat pendampingan dari seorang Konselor.
Sejak divonis sebagai HIV positif, warga dan keluarga menolak kehadirannya. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan bentuk stigma dan diskriminasi, kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap bentuk penularan dan pencegahan HIV/AIDS masih terjadi.














Dan ternyata masih ada yang peduli terhadap para penderita HIV seperti yang diakukan mahasiswa berunjuk rasa di Makassar berikut kutipannya :

Aksi unjuk rasa Mahasiswa tentang kepedulianya terhadap pengidap HIV / AIDS



MAKASSAR - Ratusan mahasiswa dari BEM Psikologi Universitas 45 dan UKI Paulus Makassar membagi-bagikan bunga, selebaran dan stiker kepada pengguna jalan yang melintas di Jalan Urip Sumoharjo Tol Reformasi.

Koordinator lapangan Kataruddin Sowakil mengatakan hari ini mereka melakukan aksi damai memperingati hari AIDS sedunia dengan tema akses untuk semua dan bertujuan agar para pengidap HIV AIDS dapat diterima di masyarakat.

Menurutnya sudah saatnya semua kalangan bisa mengakses informasi tentang HIV AIDS. "Jauhi virusnya jangan jauhi orangnya," kata Kattaruddin, Selasa (1/12/2009).
Mahasiswa juga melakukan aksi teaterikal yang menggambarkan seseorang yang mengidap HIV AIDS berada di tengah lingkungan rumah sakit, namun terkucil oleh masyarakat sekitarnya, sehingga pengidap HIV/AIDS ini tidak dapat mengakses banyak hal dalam komunitasnya.
Untuk mencegah meningkatnya penderita HIV/AIDS, mahasiswa meminta agar masyarakat tidak melakukan seks bebas, setia pada pasangan dan secara sadar menjauhi narkoba suntik.
Dalam aksi ini beberapa mahasiswa sempat memasangkan pita merah kepada para petugas lalu lintas yang berada di lampu merah. Aksi pun berjalan dengan damai sampai berakhir.



2.14 UPAYA BERSAMA DALAM PENAGGULANGAN HIV / AIDS

Secara nasional sebenarnya pemerintah telah melakukan upaya untuk menyatukan persepsi dan penanganan masalah ini lewat menciptakan sebuah rumusan sebagai pedoman dasar yang dinamai Strategi Nasional (Stranas).Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia yang sudah ada sejak 2004.
Namun karena terjadi perubahan sistem pemerintahan menjadi otonomi, Stranas diperbaharui menjadi Stranas 2003-2007. Pelaksanaan Stranas tersebut diakui oleh pemerintah belum sepenuhnya berhasil. Sebagai penerusnya telah disusun Stranas yang baru untuk 2007-2010 yang disiapkan sebagai pedoman bagi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat sipil serta mitra internasional dalam upaya menanggulangi HIV-AIDS secara bersama-sama di Indonesia.
Di dalam Stranas diperkirakan 4 tahun ke depan program akan mengalami tantangan yang beragam seperti: Norma-norma dan perilaku, koordinasi multipihak terhadap respons, kebijakan pengembangan program, kebutuhan remaja dan dewasa muda, risiko khusus yang dihadapi anak perempuan, kebutuhan perluasan perawatan, pengobatan dan dukungan pada ODHA, masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, dan desentralisasi pemerintahan.

Untuk mengantisipasinya diterapkan strategi sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif dan menguji coba cara-cara baru.

2. Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang memerlukan akses perawatan dan pengobatan.

3. Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di pusat dan di daerah melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

4. Meningkatkan survey dan penelitian untuk memperoleh data bagi pengembangan program penanggulangan HIV dan AIDS.

5. Memberdayakan individu, keluarga dan komunitas dalam pencegahan HIV di lingkungannya.

6. Meningkatkan kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring dan evaluasi penanggulangan HIV dan AIDS.

7. Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemanfaatannya di semua tingkat.

Berdasarkan strategi ini program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS dikembangkan dari area prioritas sebagai berikut:
a) Pencegahan HIV dan AIDS serta IMS;
b) Perawatan, Pengobatan dan Dukungan kepada ODHA;
c) Surveilans HIV dan AIDS serta infeksi menular seksual;
d) Penelitian dan riset operasional;
e) Lingkungan kondusif;
f) Koordinasi dan harmonisasi multipihak;
g) Kesinambungan penanggulangan.

Karenanya upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah bersama-sama dibantu oleh mitra internasional. Pemerintah meliputi departemen, kementerian, lembaga non-departemen dan dinas-dinas daerah serta TNI dan Polri. Masyarakat meliputi LSM, swasta dan dunia usaha, civil society lainnya dan masyarakat umum. KPA di semua tingkat berfungsi sebagai koordinator. Stranas menegaskan bahwa para pemangku kepentingan mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing dan bekerja sama dalam semangat kemitraan.
Strategi nasional merupakan respons pemerintah dalam penanggulangan HIV-AIDS untuk memenuhi komitmen internasional, khususnya kesepakatan yang tercantum dalam Deklarasi UNGGAS. Seyogyanya, para pemimpin masing-masing sektor/instansi dapat mengaplikasikan peran dan tanggung jawab menanggulangi HIV-AIDS melalui strategi yang disesuaikan dengan bidang tugasnya. Dalam implementasi programnya, semua sektor perlu berkoordinasi sehingga tercipta sinergitas multi pihak untuk menanggulangi epidemi HIV-AIDS.

2.15 Hindari KERUGIAN dengan KEPEDULIAN

Pengalaman internasional menunjukkan bahwa keberhasilan penanggulangan HIV-AIDS sangat tergantung dari kemauan politik pada tingkat tinggi sebuah negara dan kesungguhan kepemimpinan dalam mengatasi masalah yang rumit ini. Kepemimpinan yang dimaksud terletak pada kepala negara, kepala daerah, semua instansi pemerintah, swasta, keagamaan, dan organisasi kemasyarakatan termasuk LSM.
Di banyak negara yang dilanda pandemi HIV-AIDS memperlihatkan dampak sosial ekonomi yang memprihatinkan. Kerugian ekonomi timbul akibat beban ekonomi langsung yang harus ditanggung oleh penderita (ODHA), keluarga serta masyarakat (OHIDHA) untuk pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan HIV-AIDS yang sangat mahal. Sedangkan kerugian ekonomi tak langsung timbul akibat menurunnya produktifitas kerja dan meningkatnya angka kematian usia produktif akibat AIDS. Keluarga dan masyarakat miskin menjadi lebih miskin karena penderitann ini. Anak-anak menjadi yatim piatu karena ibu bapaknya yang meninggal terinfeksi HIV-AIDS. Mereka kemudian mengalami penderitaan sosial yang berkepanjangan karena kehilangan dukungan dari keluarga dan masyarakat.
Akibat lain adalah timbulnya stigmatisasi, diskriminasi dan pelanggaran HAM terhadap penderita dan keluarganya yang terkena HIV-AIDS. Diskriminasi masih ditemukan pada tempat-tempat pelayanan kesehatan, sekolah-sekolah, tempat kerja dan bahkan pada kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Semuanya ini didahului oleh kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan dan dekadensi moral para pemimpin yang terlelap dengan tampuk kekuasaan.
Keberadaan lebih dari 200.000 penderita HIV-AIDS di Indonesia termasuk 319 warga Sulut yang terdeteksi sampai Januari 2008 kiranya menjadi pengalaman empirik bagi para pemimpin khususnya dan masyarakat umumnya untuk dapat merespons epidemi ini. Prevalensi tersebut akan terus merangkak naik dan tak dapat dihentikan hanya dengan memperagakan sikap prihatin. Tetapi dibutuhkan kepedulian yang terapresiasi lewat tindakan untuk memerangi virus yang telah merenggut jutaan nyawa manusia ini. Jangan jadi pengecut tetapi tepati semua janji yang terujar ketika diangkat menjadi pemimpin.
Sekali lagi Rancangan Peraturan daerah telah disediakan, Rencana Strategi penanggulangan sudah disusun, KPAP sudah dibentuk, otoritas ada dalam genggaman, ketika kampanye telah berjanji, sementara korban HIV-AIDS semakin banyak,….apalagi yang ditunggu? Apalagi yang mengganjal? Jangan tunggu sampai daerah ini menjadi seperti negara-negara di sub sahara Afrika yang dikepung HIV-AIDS pada setiap sudut kota, mulai dari Balita sampai lansia, mulai dari pengemis sampai pejabat terkapar karena infeksi virus mematikan ini. Saatnya para pemimpin di semua aras dasar dan segera penuhi janji, sebab menanggulangi HIV-AIDS adalah bagian dari menciptakan masyarakat sehat dan sejahtera. Jangan abaikan HIV-AIDS, jka tak ingin daerah kita hancur.



























BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Jadi, AIDS ( Acquired Immune-deficiency Disease Syndrome ) yang mulai dikenal pada abad ke-20. Berdasarkan data tahun 2004, AIDS menjadi epidemik yang menyebabkan kematian di dunia sampai 3,1 juta jiwa.

3.1.1 GEJALA HIV
Pembaca telah mengetahui bahwa aids disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit pnyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV ampak seperti yang sehat dan tidak memperlihatkan gejala-gejala itu. Fase ini dapat terjadi selama 5 - 7 tahun tergantung kekebalan tubuh sipenderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan , tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secaa berlebihan pda, alam hari. kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, serta flu yang tak sembuh-sembuh. Fase ini berlanjut 6 bulan sampai 2 tahun
Tahap terakhir fase AIDS akan terdianosa setelah kekebalan tubuh mulai mengurang. pada tahap ini penderita mulai terserang penyakit TBC ,phenoherpes, gangguan sarafv dsb. kejadian ini langsung selama 3 - 6 bulan. Untuk mengetahui apakah oang dinyatakan positif mendita AIDS harus memeriksakan diri ke laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel pada darahnya.



3.1.2 PENULARAN HIV

Sebagian besar orang yang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang orang yang mengkomsumsi narkoba ataupun tato yang menggunkan jarum suntik yang teah terkontaminasi oleh virus HIV. penularan juga bisa terjadi melalui transfursi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan vius pada janinnya.

Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan oleh penguna nakoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.

3.1.3 PENCEGAHAN HIV

Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini . Satu-satunya jalan supaya terhindar dari penyakit ini adalah meninggkatkan iman dan takwa terhadap Tuhan YME.
Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut :

A. menghindari hubungan seks bebas dgn orang yang menderita penyakiyt ini.
B. menghindari hubungan seks dgn orang pecandu narkoba.
C. mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
D. menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakan untuk sekali pakai.




3.2 SARAN
 Dengan selesai makalah ini pembaca menyarankan sebaiknya pembaca dapat mengetahui secara rinci mengenai HIV / AIDS dengan begitu dapat menambah wawasan seluas-luasnya dan pembaca dapat mengambil hikmahnya secara lengkap.

 Sebaiknya setelah membaca seluruhnya pembaca bisa mengetahui cara pencegahan dan penularannya sehingga bisa di sampaikan kepada orang lain bahwa betapa bahayanya HIV / AIDS selain itu dengan mengetahui pendidikan HIV membuat pembaca tergugah untuk menghndari hal-hal yang dapat menularkan HIV.

 Seharusnya pembaca memberikan kepeduliannya kepada para pengidap HIV dapat berupa apa saja, jangan sampai menjauhi mereka karena sesungguhnya mereka sangat menderita selain deritanya melawan penyakit, mereka menderita karena kesepian dan banyak yang mengucilkannya.Sebaiknya, pula sikap kepedulian itu dapat di terapkan pada kehidupan sehari-hari.


 “ jangan menjauhi orang pengidap penyakit tersebut tapi jauhilah hal-hal yang dapat mendatangkan virus tersebut ”.








DAFTAR PUSTAKA
~ Butt, Nasim. 1991. Science and Muslim Society / sains dan Masyarakat Islam. London : Greyseal Books.
~ R Semiawan, Conny. 1998. Ensiklopedi Populer Anak jilid 5: penyakit (HIV / AIDS). London : Dorsling Kindernley, Lmtd.
~ TIM IPA. 2008. Mari Belajar IPA terpadu SMP/MTs 3. Jakarta : Yudhistira.
~ Waryono, Sukis dan Muharomah, Yani. 2009. Mari Belajar IPA terpadu SMP/MTs 3. Bandung : Pusat Perbukuan Depdiknas. Provinsi Jawa Barat.
~ W Kimball, John. 1983. BIOLOGY jilid 5 : Sistem Imun dan Kangker Antigen. Jakarta : Erlangga.

Sumber Internet :
http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories=HIV-AIDS
http://justanordinarygurlz.blogspot.com/2008/09/cegah-hiv-selamatkan-dunia.html
http://news.okezone.com/read/2009/12/01/340/280570/340/jauhi-virusnya-jangan-jauhi-orangnya
http://techno.okezone.com/read/2009/11/25/56/279003/56/delapan-tahun-infeksi-hiv-dunia-turun-17
http://www.abiasa.org/index.php?option=com_content&task=view&id=367&Itemid=35
http://www.depkes.go.id/. Fakta Tentang HIV dan AIDS. 05 Dec 2006.
http://www.depkes.go.id/. Kumulatif Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2006.
http://www.hivtest.org/. Frequently Asked Question on HIV/AIDS. 2007.
http://www.kapanlagi.com/h/0000131214.html
UNESCO : www.unesco.org/aids
UNESCO Jakarta : www.unesco.or.id/activities/education/145.php
UNAIDS : www.unaids.org