21 Okt 2014

13 Okt 2014

Cetivasi : Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurutkan Dada !

Cerita Motivasi
Judul        : Bersabarlah, Tapi Jangan Mengurutkan Dada !
Oleh         : Arvan Pradiansyah
Post by    : Irfan Mustofa


Bayangkan diri Anda sedang berada didalam ruangan konser, Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser. Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.

Coba renungkan sebentar skenario diatas. Ilustrasi tersebut menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan menyatukan badan dan pikiran kita (Body and Mind) disuatu tempat. Nah, begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah dan kehilangan kesabaran.

Lihatlah Contoh diatas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di ruangan konser,  Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat parkir,  Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan, ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. BAndan Anda masih ditempat konser, sementara pikiran ada ditempat lain.

Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua merevisi total pemahaman kita mengenai kesabaran. Selama ini, sabar seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan seterusnya. Sabar sering dieskpresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami musibah, kemudian orang datang dan mengatakan, “Bersabarlah menghadapi cobaan ini” Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan Anda mengatakan, “Bersabarlah, biar Tuhan yang akan membalas orang itu.”


Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini meredukasi begitu banyak makna mengenai kesabaran.

Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah dalam hidup Anda.

Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor? Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan, seringkali saya harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat itu saya sering kehilangan kesabaran. Saya ingin buru-buru pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang.

Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di jalan. Anda sering menjadi stress. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah sepenuhnya apa yang sedang Anda alami.

Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal. Hidupkan musik kesukaan Anda, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali. Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.

Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu dan tempat yang khusus. Yang
Anda perlukan Cuma bersabar. Sabar berarti hidup dimasa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau menunggu sesuatu ? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya. Dalam suatu perjalanan ke Honolulu, perubahan jadwal penerbangan menyebabkan saya “Terdampar” di lapangan Osaka selama 12 Jam. Awalnya saya stres memikirkan cara mengisi waktu yang panajang itu. Tapi begitu ingat rumus ini, kesabaran saya pun tumbuh kembali, dan saya begitu menikmati perjalanan itu.

Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses. Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi kaya, pAndai, dan kompeten. Anda harus mau bersabar menjalani prosesnya dari hari ke hari. Dalamhal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang Anda tanam. Tak ada hal yang instant ! Kalau Anda melewati prosesnya karena ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pAndai. Anda melawan hukum alam karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti.

Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan merasa lebih nikmat. Jangan mengurutkan dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya penderitaan. Apapun karir  dan profesi Anda, yang mennyebabkan Anda berhasil bukanlah kepAndaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama selalu mengatakan, “Innalloha ma’as sobirin – Sesungguhnya Allah bersama orang –orang yang bersabar !”

Oleh Arvan Pradiansyah.



Saya, sendiri mengutip ulasan diatas, membuktikan sendiri bagaimana rasanya menikmati kesabaran seperti teori diatas, ini terjadi padaku saat 2 September 2014, saat sebelum hari H saya berencana untuk melakukan rekreasi atau sekedar main dengan sahabat-sahabat lamaku ke Ciwidey, tapi diluar rencana seharusnya hari H itu libur ternyata masih Ujian Semester. Malam sebelum berangkat menjadi pertimbangan yang  dilematis bagi saya. Hingga akhirnya saya memilih sesuai rencana yaitu Main dengan Sahabatku, karena alasan saya tak mau melewatkan kebersamaan, dan moment menyenangkan yang jarang sekali terulang dimasa yang akan datang [mungkin ini hanya saya dan mereka yang mengerti]. Jadi, aku korbankan UAS dengan konsekuensi Ujian Susulan dihari lain.

Sempat menjadi bahan pikiran bagi saya karena tidak ikut ujian, setelah saya membaca teori ini, saya mendapat sedikit pencerahan mengenani makna kesabaran. Karena saya tak ingin Rekreasi  ini rusak karena pikiran saya berada ditempat lain, yaitu kampus dan pemikiran negatif lainnya. Pada akhirnya, saya coba lupakan hal yang sudah saya ikhlaskan, korbankan, dan sampingkan untuk tetap Enjoy dengan apa yang sedang saya jalani yaitu Rekreasi di Ciwidey dengan sahabat-sahabatku. Dan itu Berhasil, nothing bad happen just joy and happy all day. :)

Sekarang kembali pada pembaca, mau menerima teori ini ? silahkan saja coba Anda alami sendiri ...

Cetivasi: “Menuai Cinta” by Ifan


Kesempatan kali ini, saya mau berbagi dongeng yang di dapat dari Dosen saya saat belajar di kelas Character Building, semoga kalian suka dan terinspirasi, maaf jika masih ada kesalahan kata Typo agak beda nulisnya, sekarang pake bahasa ala mendongeng :D hehe … kalo kurang jelas nanti di komentar aja. Ok …

Selamat Membaca . . .

Sebuah kisah dari Tiongkok di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu -begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.
Suatu kali sang tuanmenyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk disana.
“Hutang mereka sudah jatuh tempo,” kata sang tuan.
“Baik, Tuan.” sahut si bodoh. “Tetapi uangnya mau diapakan?”
“Belikan sesuatu yang belum aku miliki.” jawab si tuan.
Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan tugasnya, mengumpulkan receh demi receh uang dari para penduduk kampung. Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.
Akhirnya si bodoh berhasil juga menyelesaikan tugasnya. Dalam perjalanan ia teringat pesan tuannya, “Belikan sesuatu yang belum aku miliki.”
“Apa, ya?” tanya si bodoh dalam hati.
Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia miliki?”
Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk.
“Tuangku, memberikan uang ini kepada kalian,” katanya.
Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan.
Ketika si bodoh pulang danmelaporkan apa yang telah dia lakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala.
“Benar – benar bodoh.” omelnya.
Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka, pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya.
Singkat cerita sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta meninggalkan rumahnya. Hanya sibodoh yang ikut serta. Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para penduduknya menyanbut mereka dengan riang gembira, mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.
“Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau berbaik hati menolongku?” tanya sang tuan.
“Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan miliki. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segalanya. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah Cinta di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama Tuan. Sekarang tuan Menuai Cinta mereka.”

Subhanallah ya :) semoga kalian bisa memetik hikmah dan amanat dari dongeng “Menuai Cinta” itu tadi. ^_^

10 Okt 2014