30 Jun 2014

Cetivasi : “Goresan Mobil” by Ifan

 
 
Tersebutlah seorang Eksekutif Muda, dia merupakan pengusaha muda nan kaya yang baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap.
Kini, si Eksmud sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar perumahannya dengan penuh rasa bangga dan prestise.

Dipinggir jalan, tampak beberapa anak-anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu.

Tiba-tiba, dia melihat seorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang diparkir dijalan. Dia hanya berdiri di dekat mobil itu. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.

”Bhuk … !” Aah…, ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu.

Sisi pintu mobil itu pun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

“Cekiiiiiiittt . . .” ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dia mundurkannya mobil itu menuju tempat arah atu itu dilemparkan.

“Jaguar yang tergores, bukanlah perkara yang sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain.” Begitu dalam benak eksmud itu.

1248713_20130408074956

Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Suara bantingan pintu mobil terdengar cukup kerasnya saat ditutup.

Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan dengan sedikit mendorong dipojokannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.

“Apa yang telah kau lakukan? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku !”

“Lihat goresan itu !!” teriaknya sambil menunjuk goresan pada sisi pintu.

“Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya.”

Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul bocah laki-laki berusia sekitar 8 tahunan itu.
Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dia berusaha meminta maaf.

“Maaf Pak, Maaf. Dafa benar-benar minta maaf. Sebab, Dafa tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Suara lugunya melirih, air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun.

“Maaf Pak, Aku melempar batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti . . .” Bocah itu bersuara lagi.

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk suatu arah, di dekat mobil-mobil terparkir tadi.

“Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Dafa gak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia kesakitan.” Kini, ia mulai terisak.

Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai mengiba itu.

“Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi aku gak sanggup mengangkatnya.”

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha itu terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergelatak yang sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah.

Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya.
Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap darah pada luka di lutut yang nampak memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua Anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.

“Terima Kasih, dan semoga Tuhan  akan membalas perbuatan Bapak.” Keduanya berjalan beriring, Si Adik dengan gigih mendorong kursi roda kakaknya, meninggalkan pengusaha yang masih membisu menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, menyusuri sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dialaminya.

Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepela, tapi pengalaman tadi menghentakan perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia Memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkan pada hikmah ini.

Ia menginginkanagar pesan itu tetap nyata terlihat : “Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”

Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar ?

Allah SWT, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap Firman-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan “Melempar Batu” buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Batu itu adalah Cobaan untuk kita, Ujian agar Allah meminta kita tak lupa pada-Nya.

Life is Let it Flow, Lebih baik perlahan tapi pasti, dari pada terburu-buru malah terlewati dan menyesali. “

Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melempar batu-batu itu buat kita. Astagfirlohaladzim . . .

Terima Kasih buat Teman-teman ku yang sudah menguatkan saya dan menginspirasi saya saat berada di titik Galau, semoga lewat cerita ini kalian mengerti maksud dan hikmah dibaliknya.

29 Jun 2014

Download Animated Movie "The Last Game 2014" 720p NIKE Present


NIKE Releases Awesome Animated Film THE LAST GAME Ahead Of FIFA World Cup; Features Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney


Untuk merayakan Piala Dunia, Nike Football telah merilis bagian ketiga dari # riskeverything kampanye dalam bentuk sebuah film yang mengagumkan - THE LAST GAME. Itu adalah lima menit animasi fitur dibintangi beberapa pemain terbesar di dunia pada misi untuk menyelamatkan sepak bola dari tangan seorang dalang jahat,
The Scientist .

The Scientist - ramah tamah, halus jenius operasi - telah menganalisis permainan selama bertahun-tahun. Dia meremehkan risiko berani bahwa orang seperti Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic dan Neymar Jr mengambil di lapangan. Penelitiannya, yang mencakup klaim bahwa tendangan overhead yang Ibrahimovic memiliki kesempatan 76 persen hilang, mendorongnya untuk membuat The Clones, robot diprogram untuk menghapus semua pengambilan risiko dan fokus hanya pada efisiensi, pengambilan keputusan dan hasil.

     "Gagasan di balik 'The Last Game' adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Nike, seperti kekasih sejati sepak bola, percaya bahwa permainan harus brilian, berani dan berani. Memiliki kepercayaan diri untuk mengambil risiko adalah mutlak penting dalam sepak bola. Bayangkan dunia tanpa kecemerlangan Cristiano Ronaldo, akrobat dari Zlatan atau sihir dari Neymar, "kata Nike Chief Marketing Officer Davide Grasso.


Download The Last Game Film :

Firedrive


 

Setelah adegan pembuka, di mana The Scientist memperkenalkan The Clones, kita menyaksikan efek menumpulkan gaya mereka bermain di dunia sepak bola. Sepak bola brilian lagi ada dan permainan menjadi hampir punah. Dengan pemain nyata kini memimpin "normal" kehidupan, legenda Brasil Ronaldo (O Fenomeno) memutuskan sudah cukup dan melanjutkan misi untuk menyalakan kembali permainan dengan sepak bola brilian dari kelompok kembali berkumpul-pemain paling cemerlang di dunia.

Dia menyelamatkan seorang Zlatan sedih dari toko buku di luar stadion, meninggalkan salinan AKU ZLATAN belakang. Cristiano Ronaldo, kini diturunkan ke kehidupan sebagai jendela manekin, yang ditangkap oleh senama dari jendela toko SPORT-U-GAL. Kehidupan Iniesta sebagai petani selesai sebelum Anda bisa mengatakan Magista. Neymar dan karir baru David Luiz sebagai penata rambut dipotong pendek seperti El Fenomeno Tangkap mereka, dan tugas Wayne Rooney sebagai nelayan mencuci ketika ia dibundel ke bagian belakang van.

  08_ROONEY_original

Setelah bersama-sama, O Fenomeno berhasil meyakinkan pemain skeptis dengan pidato pengadukan tentang pemukulan The Clones. Untuk menghapus keraguan, legenda Brasil mengingatkan mereka beberapa saat-saat mereka sendiri terbesar saat mereka berjalan tangga lokasi rahasianya.

Perhatian dunia berubah menjadi pertarungan antara The Players dan The Klon untuk menentukan masa depan sepak bola.

     "The 90 detik terakhir dari The Laga Terakhir membuktikan, tanpa keraguan, bahwa sepak bola brilian harus menjadi satu-satunya jenis sepak bola. Brilliant, kreatif, berani mengambil resiko sepakbola. Itulah yang # riskeverything adalah semua tentang, "tambah Grasso.

The PERTANDINGAN TERAKHIR diciptakan oleh Nike, Wieden + Kennedy dan Gairah.


Lihat Trailer :



Screen Shot :
 
10_KIT_ROOM_original

15_Howard_original

23_Ronaldo_Mannequin_original

Tutorial : “Membuat Kartun dengan Effect Tracer Corel dan Urban Style Photoshop” by irfanmuse.blogspot.com

Hoi hoi sobat Fanmuse, pernah lihat spanduk dengan photo sperti karikatur atau kartun gak ?
saat jalan-jalan saya melihat spanduk pemilu dan photo kandidat nya itu seperti gambar Clip Art atau Karikatur, kayak nya bagus deh, saya ulik-ulik Photoshop dan Corel Draw bagaimana cara membuat kartun seperti itu, ternyata efek photi Clip Art atau Kartun seprti itu dinamakan "Tracer" nah, Corel Draw salah satu penyedia fasilitas Tracer yang bagus banget, karena Vektor jadi warnanya tetap solid dan cerah. Ok, kali ini saya akan berbagi cara bagaimana membuat photo tracer yang menarik, dengan bantuan Photoshop membuat kartun kita menjadi Unik, saya akan menghiasnya dengan effek Urban Style. Saya menggunakan Corel X6 dan Photoshop CS6.

Preview :
Mau tahau seperti apa ? Coba perhatikan Preview Hasil akhir tutorial ini.


Resource :
Ok, gak usah lama-lama mari kita ambil bahan-bahan.a dulu :
silahkan Download : DISINI
didalamnya sudah tersedia,
Photo Proyek,
Font
Brush
dan Panduannya.


Tutorial :
Baiklah kita langsung saja . . .
1. Buka Corel Draw Anda, buat File Baru *File-->New* Ukuran tak masalah.
2. Import Photo yang akan di Tracer *Klik Kanan-->Import* browse photonya.
 

3. Klik Kanan pada Photo lalu pilih "Outline Trace ----> Clip Art / High Quality Image"
kalau saya memilih High Quality Image. lalu aturlah "Detail", "Smoothing" dan "Corner Smoothness" seperti gambar dibawah :
jika sudah klik "OK"

*jika mengalami kesulitan dalam mengatur Tracernya silahkan Download Vektornya DISINI *


4. Lihat hasilnya seharusnya seperti ini :

baiklah langsung saja File-->Save, kemudian "Export" di Corel X6 bisa langsung Export ke bentuk "PSD" tapi jika versinya dibawah bisa Export ke bentuk file "PNG/JPG"
 


5. Open File tadi di Photoshop,

Nah kita akan mulai mempercantik kartun kita, tapi sebelumnya itu Instal dulu Font dan Brush yang tadi di Download.
*hint: jika belum tahu cara Instal Brush silahkan ikuti petunjuk Gambar dibawah ini*
 

6. Jika sudah di Instal silahkan ikuti, cara menghias Photo Kartun kita dengan Efek Urban Style. gunakan "Brush Tool" atau klik huruf "G" pada keyboard. ikuti langkah-langkahnya seperti pada gambar.
- Hapus Background dengan "Magic Erase Tool" sapukan pada warna background yg ingin di hapus . .
 


7. Buat lah New Layer untuk setiap Brush yang berbeda, agar kita bisa mengatur Warna dan Stylenya masing-masing, edit seperti ini untuk setiap layer pada setiap angka.
 
Ket : Ikuti Angka-Angka tesebut untuk masing-masing jenis brush pada setiap New Layer yang berbeda
 
Susunlah layer seperti berikut ini,
 


8. Bagaimana hasilnya ? Keren bukan . . .

Gbr : A. Setelah Effect Tracer
Gbr : B. Setelah di beri Urban Style


Jangan menyerah jika hasilnya belum seperti yang kita harapkan, terus lah berkreasi hingga mampu.
Jika mengalami kesulitan Silahkan Download Modulnya : DISINI
dan Ini Vektor CDR dan PSD : DISINI

TERIMA KASIH sudah mengikuti Tutorial "Membuat Kartun dengan Effect Tracer Corel dan Urban Style Photoshop" saya ini, semoga bermanfaat :) terus berlatih dan jangan menyerah. Jangan Lupa tinggalkan Komentar anda dan Follow Blog saya, sampai jumpa dengan tutorial selanjutnya.

23 Jun 2014

Tutorial: “Membuat Desain Photo Di Dalam Teks”

Halo sobat Fanmuse (Baca:Fanmyus), ^_^
Sekarang saya akan berbagi Tutorial membuat "Desain Photo Didalam Teks" menggunakan Photoshop, dengan efek teks yang seperti menembus kedalam Photo, sehingga Teks yang kita ingin kan bergambar, kali ini saya menggunakan Photoshop CS6 tapi jangan khawatir Tutorial saya ini bisa dilakukan dengan Photoshop Seri berapapun dibawahnya yang kita ingin kan.
seperti apakah nanti hasilnya?

Preview
Sebelum mengikuti tutorial ini silahkan lihat dahulu hasil akhir yang akan kita peroleh.
ss7[Final]

Resource
Untuk mengikuti tutorial ini silahkan ambil dahulu resource berikut:
Silahkan Download: Disini
Isinya berupa Gambar Background
Font
dan Logo Twitter
Selebihnya bisa anda kembangkan sendiri :)
 
Tutorial
1. Buat Document baru *File-->New* 500X500px.
ss0
2. Isikan kanvas /Layer 1 dengan warna #FFFFFF (Putih).
Tekan huruf "G" pada keyboard atau Paint Bucket Tool.

3. Buatlah Teks dengan menekan huruf "T"
Silahkan Atur Seperti Gambar Berikut:
Size, Warna, Kerapatan Teks, Panjang dan Lebar bisa sesuai kehendak pada tab Character (A|).


Hint:
*Jika belum tidak muncul, tampilkan di Window-->Character*
*Untuk Warna buat kontras dengan Background.
ss3

4. Bisa masukan Logo Twitter kamu *File-->Open* lalu Drag&Drop pada kertas kerja kita.
tambahkan juga nama Twitter kamu. *seperti gambar di atas !*

5.Perhatikan Gambar Dibawah ini, Pilih Layer dari Teks 1 atau yang bertuliskan "IRFAN MUSTOFA" tekan "Shift" pada keyboard lalu Pilih Logo Twitter *Hingga terpilih ketiga layernya* Klik Kanan lalu "Merge Layers"
ss4
maka semua Layer akan bergabung, jika benar nama Layer menjadi "Logo Twitter"

6. Buka Image/Background yang telah disiapkan, atau photo anda sendiri.
ss5
Klik Ctrl+ J makan Photo/Background kita akan terduplikasi
Beri nama salah satu dengan "Background"
posisikan Layer seperti gambar berikut.
ss6
7. Tekan Alt+Ctrl+G pada Layer 2/Photo kita.
dan Rattatataaa ... hasilnya seperti gambar dibawah ini.
ss7[Final]
Gbr : 2 Tahap 7 Final

Mudah bukan ? Silahkan kamu boleh Save As - Image/Png dan bisa kamu jadikan Photo Profil / Ava kamu. Untuk kamu yang masih newbie mencapai hasil seperti Conton berikut cukup bagus. tapi jika kamu merasa kurang gimana gitu . . . -_-
Ok, Kita Lanjut lagi Untuk tahap Expert dan Finishing.

8. Hapus Layer 2/Photo kita sehingga hanya Tinggal, Logo, Layer 1 dan Background.
Gabungkan Logo Twitter dengan Layer 1 seperti dengan cara no. 5. sehingga hanya tinggal 2 Layer.

9. Tekan Pilih Magic Wand Tools atau tekan huruf "W" pada keyboard,
ditahap ini kita akan menyeleksi warna yang kontras pada Teks.
ss8
*Gunakan "Shift" untuk menyeleksi setiap Hurufnya. jika ingin nama Twitternya tidak ikut terhapus, jangan diseleksi.

10. Setelah itu tekan "Delete" pada keyboard, lalu Ctrl+D untuk menhilangkan Seleksi.
Hasilnya sama bukan, dengan tahap ke 7 tadi ?
ss7[Final]
11. Nah, belum selesai tahap ini Kita akan melakukan Stylish dan Finishing.
Atur Layer "Logo Twitter" *layer yg tadi dihapus teksnya* dengan Opacity: 80%, Fill: 90% *atau sesuai selera transfaransi
Klik kanan pada Layer tersebut Pilih "Blending Option"
ss9
Saya hanya memberikan Effect bayangan dengan Drop Shadow
*Blend Mode : Multiply
*Opacity: 100%
*Angle: 120 Derajat
*Saya Tidak mengatur Distance, Spread, dan Size jadi membiarkannya Default karena sudah nampak Catchy, silahkan anda atur sendiri sekreatif mungkin :)

12. This is it !!! inilah Hasil Akhirnya . . .
Bagaimana ? nampak Elegant dan Menarik bukan . . . ^_^
ss10[Final]

Sekian Tutorial saya kali ini tentang "Membuat Desain Photo di Dalam Teks" menggunakan Photoshop. Maaf jika masih banyak kekurangan dan kesalahan kata.
Tutorial ini saya temukan dan kreasikan sendiri saat meilihat Cover Album David Archuleta yang ini,
DA_NMHF-cover
jika Sobat Fanmuse menemukan cara yang lebih Mudah dan Simple silahkan Shared di Komentar/ Tweet me.
Terima kasih :)

Jika mengalami kesulitan, silahkan Download Modulnya : Disini
Download File Master atau Vektor PSD : Disini

Follow : @irfanmuse on Twitter

22 Jun 2014

Cerpen : “ Kemana Kilau Intan Itu ? ”

June 21, 2014 at 11:45am

Judul     : “ Kemana Kilau Intan Itu ? ”
Genre    : Persahabatan | Motivate Story | Islamic | And Little Romance
Penulis  : Irfan Mustofa



--------------------------------------------------------------------------------
Selamat Membaca ^_^
-------------------------------------------------------------------------------



“San, langsung  ke Kantin yuk ?” Ajak Intan pada Susan sambil melipat mukena mereka setelah salat Ashar di Mushola sekolahnya.

“Ayuukk, aku juga udah laper nih ..” jawab Susan. Setelah dari tempat ibadah kedua sahabat berjalan menyusuri lobi menuju Kantin. Saking keasikan mereka ngobrol tidak terduga jika Intan menyenggol seseorang yang sedang membaca komik dari arah berlawanan. “bhukk ...”

“Aduh. . .” bahu Intan menyenggol tangan seorang pria itu hingga komik nya terjatuh. “Eh, maaf . . .” reflek memungut Komiknya di lantai

“Euh, Liat-liat dong kalo jalan ..” ucap pria itu. Saat Intan memberikan komik itu dia lihat wajah pria itu.

“Eh, Samuel Christian ? . . . Iya maaf, tadi aku gak liat kamu.” Ucap Intan yang ternyata pria itu masih teman sekelas mereka.

“Iyah, makanya pake jilbab jangan terlalu menutup wajah begitu . . .” Ucap Samuel sedikit ketus.

“Heh. Kok lu nyalahin jilbab Intan? elu sendiri jalan sambil baca komik.” Ujar Susan sedikit pedas membela temannya.

“Gua udah jalan kesamping, kalian berdua aja yang asik ngegosip di jalan ditengah ” Balas Samuel tak mau kalah.

“Eits, sembarangan ! kamu harusnya berterima kasih, Intan udah sudi ngambilin komik itu.”

“Udah lah, San. Yuk, ke Kantin entar waktu istirahat habis lagi buat ladenin dia.” Ucap Intan melerai perdebatan.

“Iyah, deh aku jadi kangen baso mas Bambang, pengen yang ekstra pedes . . .” saat bilang pedes, mata Susan agak mendelik ke arah Samuel yang mencuekan mereka begitu saja.

Mereka berdua pun melanjutkan langkah hingga di Kantin. Susan memperhatikan Intan dari tadi cuma senyam-senyum sendiri sambil tertunduk.
“Kenapa sih, lu Tan? Senyam senyum begitu? Heemmm ohh, kalau Intan kayak gini, roman-romannya ada sesuatu nih . . .” tanya Susan sedikit
menggoda.

“Aahh, apaan sih San. Gak ada ! gak ada apa-apa.” Ucap Intan sedikit menahan malu.

“Ih, kenapa? Oh, aku tau ... kamu suka yaa sama Samuel ?!.” Tebak Susan dengan suara cukup keras.

“Eh, bisa di pelanin gak sih volumenya...?” ujar Intan.

“Ciee . . . benerkan kamu naksir dia?”

“Ih, engga San, dia itu Rival aku dikelas, kamu juga tau kan?”

“Ah, jangan begitu. Jujur aja, dia kan cakep, putih, tinggi emang agak jutek sih, tapi pinter  tipe kamu banget kan?”

“Iya memang begitu, tapi ada lagi kekurangan dia.”

“Apa?” Ucap Susan heran.

“Dia kan gak se-Iman sama kita, dilarang kita untuk menyukai suatu kaum yang tidak se-iman dengan kita.” Ujar Intan.

“Oh, iya yah.Dia kan Kristen yah . . .”

Lama berbincang sampailah mereka di Kantin. Susan pun curi start untuk memesan Bakso.
“Mas, Bambang !! baso 2 mangkok,  satu gak pake pedas yang satu lagi Ekstra Pedes.”

“Ok, neng . . .”

“Eh, Mas. satu lagi yg gak pedes jangan pake bawang.”

“Iya neng . . .” ucap tukang baso itu.

“hehe anter ke meja itu ya mas . . .” Susan menunjukan bangku kantin yang kosong.

“ya... iyaa, siap lah . .”

“Maaf, yaa mas emang agak bawel temen ku itu . . “ Ujar Intan.

“Enggih, neng aku rapopo .. hehe”

“Idiihhh . . . jupe kali ah haha” ujar Intan sambil melempar canda. Tak lama kemudian, Mas Bambang mengantarkan pesanan ke meja mereka.

“San. Kamu paling tau banget selera bakso Intan, gak pedes tanpa bawang heheh”

“Iya donk, kita kan udah temenan lama banget dari kelas 3 SD ampe udah mau Lulus SMA gini, masa iya gak tahu.”

Saat mereka asik menikmati bakso sambil berbincang-bincang. Obrolan mereka terhenti saat Susan menerima SMS dari Ayahnya. Membuat Susan menekuk wajahnya.

“Eh, San. Setelah kelulusan kita ikut SBMPTN yuk ?” tanya Intan.

“eum, aku baru ingat . ..” Susan menghentikan diri menikmati basonya “sebanarnya aku gak bisa ikut SBMPTN di Bandung Tan.” sambil menatap wajah Intan.

“Loh, kenapa? Kita kan punya cita-cita nanti kita bakal Kuliah bareng dan ambil Jurusan Kebidanan. ..”

“Maaf Tan, aku udah gak akan ada di Bandung, Papa akan pindah Dinas ke Yogyakarta dan akan menetap disana.” Ujar Susan sedih dan tersedu-sedu.

“Oh, begitu,Yaaahh... Tan. tapi aku ngerti kok, kita kan masih bisa saling berkomunikasi, lewat telpon, Facebook, videocall, kamu juga tau kan kecanggihan jaman sekarang?”

“Iyahh, Tan. Maaf kan aku, aku juga maunya disini tapi gak bisa menolak orang tua.” Airmata Susan mulai menetes, dan hidungnya berair.

“iya, gak apa-apa kok, San, kita kan tetap Sahabat. Udah ih, gak usah nangis gitu ah, hapus nih ingus mu” Intan tersenyum sambil menawarkan Tissue.

“Ih, Siapa yang nangis, ini mah aku kepedesan, ahh kurang asem si mas Bambang bikin baksonya Pedes Gila Membabi Buta begini ... ehehe” Susan masih sempat berdalih-dalih menyembunyikan kesedihannya di depan Intan. Karena ini sulit bagi Susan, untuk berpisah dengan sahabatnya.

“Mungkin dia mau racunin kamu, karena tertalu bawel hahaha” tawa pun pecah kembali, Susan kembali tersenyum karena celoteh canda Intan.


***



Singkat cerita hari kelulusan pun tiba, Kebiasaan Intan bangun lebih pagi, jam 4 Subuh untuk mengantar Uminya dahulu ke Pasar. Hidup tanpa Ayah membuat keadaan ekonominya berat. Itu karenasakit keras yang dialami Abinya hingga meregang nyawa.Membuat Intan membantu Uminya sebisa mungkin. Ingin rasanya Intan menolong Uminya berjualan di Pasar, tapi Uminya melarang karena sekolah pagi, Uminya meminta dia Fokus Sekolah dan terus mencapai pendidikan setinggi mungkin, harapan beliau dia ingin melihat Intan Lulus SMA dan bisa lanjut ke bangku perkuliahan. Seperti cita-cita putri semata wayangnya.

Pagi itu Intan sudah rapi, dengan jilbab putih dan seragam putih abunya itu. Intan sudah siap lahir batin untuk hari ini, bukan hanya hari kelulusan tapi hari ini menjadi hari terakhir dia bertemu dengan sahabatnya, Susan. Dia bilang setelah menerima surat kelulusan dia akan pamitan.
Intanpun meraih Handphone di atas meja belajarnya. Saat dia aktifkan, dia cukup kaget karena masuk puluhan SMS dan kotak Suara dari Susan yang tidak sempat diterima oleh Intan, karena semalaman dia Nonactivekan Ponselnya. Intanpun membacanya satu persatu.

“Pelanggan Yth, kontak dengan nomor 089630020XXX, telah menghubungi anda 13 kali pada pukul 00.23, tanggal 21/06/2014  . . .”

“ Oh, ini kontaknya Susan, ada apa yaa pagi-pagi buta dia menelpon ku? jadi ingat saat kamu menelponku tengah malam, eh, ternyata kamu sudah ada didepan rumahku dengan kue tar Ulang Tahun, aku sangat merindukan saat-saat seperti itu. San. “ Intan bergumam sendiri sambil memilih-milih pesan di Kotak Masuknya untuk dia baca. Dia pun membaca Pesan dari Susan, yang isinya sama semua.

“Intan, aku sudah mencoba menelpon kamu. Tapi hape kamu gak active, padahal aku Cuma mau bilang. Malam ini kami pergi ke Yogyakarta dengan Penerbangan Malam. Papa ku mendesak sekali, kami sudah packing dan tak ada lagi dirumah. Aku sudah menerima surat kelulusannya, dan Alhamdulilah “Aku Lulus” dan aku berdoa kamu pun pasti Lulus”

Pesan selanjutnya . . .

“Maafkan aku Intan. Dengan sangat menyesal Sahabatku, hari ini aku tidak bisa berpamitan dengan kamu langsung :’( aku akan sangat merindukan kamu, aku akan kuliah di UGM mengambil Jurusan seperti yang kita Impikan. Jangan Lupakan Aku Intan Anggraeni, Sampai Ketemu Lagi, sahabatmu ‘Susan Gustiani’.”

Derai airmata Intan jatuh tanpa dia sadari. Intan tidak sempat mengucapkan kata maaf terutama kata Terima Kasih selama ini Susan selalu mengerti dan membela Intan. Bersahabat hampir 12 tahun, sejak kecil kini terpisah oleh jarak. Intan pun membalas pesan Susan. tapi Intan tidak bisa berlama-lama bersedih, dia bisa terlambat ke sekolah untuk melihat papan pengumuman di sekolahnya.

-------------------------------------------------------------------------------
Wait A Moment, fo A Break . . .
Debreathing bentar yaa ... cerita.a agak panjang, tadi.a aku mau bikin 2 Part cuman bakal tanggung dan membuat pembaca gak dapet Feel nya ...
Ok, istirahat bentar . . . buat Ngedip dan sedikit menghela nafas . . . *klo mau ninyuh kopi ato enhergen, silahkan ada waktu nih >.< ato mau ngambiu Tissue, dan buang air kecil juga bolehh hehe ...

Ok, istirahat.a sekiranya cukup . . .

Silahkan lanjutkan membaca :)
------------------------------------------------------------------------------




“Aku harus bergegas, pasti nanti berdesak-desakan saat melihat papan pengumuman itu ...” Intan pun menghapus air matanya dan berangkat sekolah dengan sepeda kesayangannya. Setelah cukup jauh mengayuh sepedanya, akhirnya dia tiba di SMA NegeriDhiafakhri , sekolahnya.

Benar saja, puluhan siswa saling berdesak-desakan untuk melihat pengumuman kelulusan saat itu. Papan dengan panjang 7 Meter, memuat belasan kertas dan ratusan nama-nama dari kelas 3 yang tertulis Lulus atau Tidak disana. Akan sulit bagi Intan untuk masuk ke kerumunan, saling berdesakan terutama dia harus bersikutan dengan siswa laki-laki disana. Intan sudah berusaha untuk melihat tapi dia kewalahan untuk masuk ke kerumunan.
Tiba-tiba tangannya di tarik keluar dari kerumunan.

“Sudah, kamu tunggu disini. Aku tidak tega melihat gadis berjilbab berdesakan disana.” Ujar Samuel yang tadi menarik tangan Intan.

“Oh, Christ . . . lalu bagaimana aku bisa melihat daftar kelulusan itu?” tanya Intan dengan panggilan kesukaannya ‘Christ’ sebagian temannya dikelas banyak memanggilnya begitu dan dia suka dipanggil ‘Christ’ ketimbang ‘Samuel’.

“Sudahlah, biar aku yang akan melihatnya untukmu. Percaya saja padaku”

“hemp, baiklah . . . tolong ya.” Ucap Intan dengan lengkung senyumnya.

Samuel pun masuk kedalam kerumunan siswa untuk melihat daftar nilai dan keterangan Lulus dirinya dan Intan. Alangkah kagetnya saat melihat keterangan pemilik nama “Intan Anggraeni”.

“Oii, guys ! Minta perhatiannya !!” Samuel teriak ditengah kerumunan dan menarik perhatian siswa yang sedang sibuk berdesakan saat itu, semua siswa diam. “Kalian semua coba dengarkan . . .”

“Mari kita sambut, pemilik Lulusan terbaik dengan Nilai UN tertinggi disekolah kita . . . “

“Intan Anggraeni !!” Samuel menyambut Intan layaknya seorang MC, para siswa yang sedang berkerumun tadi malah memandang kebelakang ke arah Intan yang sedang berdiri, dan memberikan jalan agar dia bisa melihat hasilnya.

Intan hanya bengong, saat semua siswa memberikan jalan. Intan melangkah dan melihat hasilnya sendiri.

“Subhanallah . . . Aku Lulus . .” lagi-lagi airmata Intan menetes lagi karena terharu. Tidak pikir panjang Intan langsung sujud syukur ditempat. Semua siswa bertepuk tangan dan memberikan selamat. Setelah melihat keterangan kelulusan, semua siswa dikumpulkan dan mendapatkan Surat Resmi Kelulusan dari Sekolah. Semua bersorak bahagia, karena telah berhasil menyelesaikan jenjang sekolah menengah atas. Disaat semua siswa mengekspresikan kebahagian mereka. Intan memilih pulang lebih cepat.

Siang itu, Intan sudah tidak sabar untuk membagi kabar bahagia ini pada Uminya. Pasti Uminya sudah pulang dari pasar. Saat tiba didepan rumah . . .
“Ada apa ini kok rame banget di rumah ?” Intan heran sendiri, padahal dia belum mengabari Uminya bagaimana dia bisa tahu kalau Intan Lulus dengan Nilai UN Tertinggi.

“Ah, Umi berlebihan pake acara syukuran segala hehe” gumam Intan kegeeran sendiri.

Lalu pak Ari menghampiri Intan saat tiba di teras, dia adalah ketua RT di sekitar rumahnya, dengan sedih dia mengatakan sesuatu pada Intan.

“Neng, yang sabar yaa . . .” wajahnya begitu berduka cita

“Sabar kenapa, Pak?”

“Umi kamu, Umi Amina kecelakaan saat pulang dari pasar.”

“Inalillahi  !!! Sekarang dimana Umi ? Dirumah ? Gimana keadaannya?” Tanya Intan Panik.

“Di dalam neng, kami sudah bawa dia ke rumah sakit, tapi tak tertolong neng” ucap pak Ari lirih.

“Hah? Maksudnya, Pak ?!” Badan Intan melemas, Airmata tak kuasa lagi untuk menetes, kali ini bukan air mata suka cita yang membasahi pipinya tapi duka cita yang mendalam. Dari dalam rumah tiba-tiba bibinya Intan bernama, Bi Euis yang sedang hamil tua memeluk Intan. Tangis dan Kesedihan melanda Intan dan keluarga saat itu. Saat Intan membuka samping yang menutup wajah Uminya, kesedihannya semakin memuncak. Umi nya sudah terbujur kaku, Umi yang dicintainya telah tiada. Intan langsung Pingsan, tak kuasa lagi menahan dukanya.

Setelah pulang dari pemakaman, Intan masih ingin di pusara Uminya, penyesalan yang tidak bisa dia bendung lagi, dia belum sempat meminta maaf pada Uminya dia belum sempat membahagiakan Uminya, dia belum sempat memberikan kabar gembira yang di inginkan Uminya, tapi Allah sudah memanggil Uminya terlebih dahulu. Kini hanya Doa yang bisa Intan kirim untuk Uminya.



Setiap hari, Intan berziarah ke makam Uminya, untuk berdoa, dan memohon maaf, dia juga selalu membawa surat kelulusannya itu . . .
“Umi maaf kan aku yang belum bisa membahagiakan mu, hingga Umi tiada . .”

Pulang dari pemakaman, Intan selalu mengurung diri dikamarnya dan selalu berduka lara. Dia tidak pernah mengabari Sahabatnya Susan, dia tidak pernah bertemu dengan teman-temannya. Dia selalu berkabung, mengapa cobaan seberat ini jatuh padanya.

Keadaannya begitu kacau, matanya yang selalu sembab, murung, Intan seperti telah kehilangan kilaunya. Saat 40 hari kepergian ibunya, Intan. Berziarah lagi, dia selalu pulang sendiri kali ini alam sepertinya ikut berduka dengan Intan. Hujan turun dan membuat Intan basah kuyup.
Tiba-tiba saat dipemakaman Uminya, seperti ada orang yang memayunginya. Intan yang sedang jongkok memanjatkan Doa, menoleh keatas itu . . .




“Christ ? sedang apa kamu disini ?”

“tadi aku kebetulan lewat sini . . . sudah, ayok kita cari tempat berteduh “

“oh, iya . . .”

Intan dan Samuel pun berteduh disebuah halte bis.

“ini pakai ! kamu basah begitu . . .” Samuel memberikan jaket yang dia pakat pada Intan.

“eh, kamu sendiri ?”

“Sudahlah jangan bandel, pakai saja. Kamu gak usah sungkan, Agama kamu gak melarang kan berteman dengan seorang non-muslim ?”

“makasih Christ, enggak kok . . .”

“Aku turut berduka cita ya, Semoga ibumu diterima di sisinya . . .”

“Amin, makasih Christ. Hu hu hu” Intan menunduk dan bersedih kembali.

“Kenapa kamu sekarang begitu cengeng ? gak seperti Intan yang dulu aku kenal, Cerita, selalu tersenyum.”

“Kamu gak ngerti apa yang aku alami sekarang Christ, cobaan ini terlalu dini dan berat aku pikul sendiri . . . aku ini anak yatim bukan dari keluarga yang berkecukupan. Ayahku meninggal karena sakit, sahabat ku pergi meninggalkan aku, sekarang Ibu ku menyusul Ayahku, dan aku gak punya biaya lagi untuk melanjutkan sekolah seperti keinginan Umi dulu . . .” kata Intan sambil  berusaha menghapus tangisnya dengan kerudung merah yang dipakainya.

“Kemana Kilau Intan itu? bukannya Tuhan mu, Tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya ?”

“. . .” Intan terdiam.

“Setelah ada kesulitan pasti kemudahan. . . itu kan yang diajarkan Agama kamu?” Samuel memberikan ceramah pada Intan, dikelas dia selalu mendengarkan pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena sekolah mereka adalah sekolah Umum. Agama apapun bisa masuk.

“Benar juga Christ, aku harus tetap berbaik sangka kepada Allah. Dia pasti sayang sama Intan,  dengan memberikan cobaan seperti ini, Allah tahu bahwa Intan pasti bisa melewatinya dengan Tabah dan Tawakal” Intan merasa malu sendiri di sadarkan oleh seorang non-islam, tapi dia menerima apa adanya karena hidayah itu datang dari siapa saja.

“Nah, itu baru semangat, Intan. Kamu harus kuat mana senyum intan yang besinar itu?”

“Kamu memuji atau meledek Christ ?”

“Itu bisa berarti keduanya heheh”

“Ah, kamu bisa aja, makasih yah Christ. Jujur aku sebenarnya belum bisa merelakan ibu pergi.”

“Iya, kamu harus move on menurut keterangan kan kita tidak boleh berkabung berlarut-larut, menangis boleh, tapi jangan berlebihan”

“Sepertinya aku tahu deh keterangan kamu maksud, itu kan Hadist. Kamu sering ngedengerin ajaran kami yah?” tanya Intan.

“heheh . . . gak semua sih, tapi kan emang ada benarnya, tan.”

“hem, semoga hidayah juga jatuh kepadamu yah . . .”

“Amin. . . hahaha”

“eh, kok ketawa aku serius? . . .”

“hehe sudahlah, kamu harus bangkit Intan, tunjukan sinar Intan itu, semangat bentar lagi SBMPTN kamu masih berminat kan melanjutkan cita-cita kamu?”

“Tentu saja, aku gak boleh sedih terus. Aku harus tunjukan pada Umi bahwa harapan Umi adalah Cita-citaku, dan akan aku wujudkan itu . . .” ujar Intan penuh semangat, rona senyumnya kini muncul kembali.

“nah, itu baru Intan yang aku kenal”

Setelah hujan reda, Intan di antar pulang kerumah oleh Samuel. Tapi lagi-lagi sesuatu terjadi dirumah, mang Arif begitu panik sambil membopong instrinya bi Euis yang sudah merasakan bayinya akan keluar.

“mang, kenapa?”

“ini ua kamu udah mulai kontraksi, Emang mau bawa ke rumah sakit.” *Emang=Paman*

“Aaaww ... aduuhh ...” bi Euis sudah merasakan kontraksi, dan tiba-tiba keluar cairan dari bawahnya.

“Mang, itu air ketubannya sudah pecah. Tidak ada waktu lagi mang, bayinya akan keluar sekarang”

 “Aduh, bagaimana ini? jika saja Umi masih ada dia bisa membantu kelahiran Anak saya. Tidak ada kendaraan? Emang tidak punya uang untuk menyewa ambulan” keluh Mang Arif yang semakin panik, dulu Uminya Intan seorang bidan, beliau selalu membantu kelahiran ibu-ibu di desanya.

“hem, ya sudah bawa masuk saja mang ke kamar, biar saya yang bantu.”

“Kamu bisa, tan ?”

“Aku suka membantu Umi melakukan proses kelahiran, Intan pasti bisa, percaya saja. Tidak ada waktu lagi.”
“Ya sudah baiklah, apa yang harus Emang lakukan?” sambil membawa istrinya ke kamar.

“Emang tolong siapkan Ember, air hangat, lap. Dan tolong panggil bu Aisya dan bu Ika tetangga kita untuk membantu”

“Baik, Tan, Emang percaya sama kamu.”

Setelah beberapa saat, Tangis bayi terdengar begitu indah dan mengharukan, Akhirnya dengan proses yang cukup sulit dan melelahkan, bayi bi Euis bisa diselematkan, kelahiran berjalan normal dan bi Euis hanya terkulai lemas karena mati-matian mengeluarkan bayinya untuk pertama kalinya menyapa dunia. Setelah dibersihkan, bayi yang mungil dan tampan itu di berikan Adzan oleh mang Arif dan mendapatkan Asi pertamanya.
“Bayi nya ganteng mang Arif” Intan pun menggendong bayi yang masih merah dan imut itu.

“Emang salut sama kamu, tan. Terima kasih ya” mang Arif terharu, dan sangat bersyukur memiliki keponakan yang cepat tanggap seperti Intan.

“Sama-sama mang, ini pengalaman pertama Intan menyelamatkan bayi ke dunia” sambil menimang-nimang bayi kecil itu. “siapa nama bayi ganteng ini mang?”

“Mang, akan menamainya Akbar”

“Kamu boleh menyumbangkan nama untuknya, Intan.” Ucap bi Euis yang masih terbaring lemas diranjang.

“Akbar? Heemm... bagaimana jika jadi ‘Akbar Nurrudin’? artinya Kebesaran Cahaya Agama”

“itu nama yang bagus, tan” ucap Bi Euis.

“iya ua, semoga putra mang dan bibi ini bisa menjadi cahaya penerang umat, dengan kebesaran Ilahi menuntun Bayi kecil ini menjadi manusia berguna kelak.”

“Amin . . .” ucap mang Arif dan bi Euis. Intan memandangi wajah bayi kecil itu, sesekali tersenyum kepada Intan. Dan membuat Intan tersadar, kehidupan itu ada kematian dan kelahiran saat kematian sebagai cobaan kita harus ikhlas dan tabah, karena pasti ada kelahiran yang membawa semangat baru. Benar kata Samuel tadi, dari kutipan Ayat Surat Al-Insyirah “setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan”.

Akhirnya Intan menemukan cahayanya lagi, setelah lama meredup karena cobaan yang melandanya. Bayi yang dia tolong memberikan semangat baru dan memotivasi dirinya untuk bangkit dan mencari kembali puing-puing impiannya yang ikut meredup. Dan tidak disangka seorang Kristiani, membukakan hati Intan untuk melihat bahwa berbaik sangka pada Tuhannya merupakan langkah awal menemukan perubahan.

Dengan semangat baru Intan bangkit, dan mengikuti tes SBMPTN dengan bantuan Beasiswa Bidikmisi, pasti ada kesempatan untuknya meraih cita-citanya ke bangku kuliah. Subhanallah dengan kegigihan Intan. Dia diterima masuk ke UNPAD memilih Jurusan Kebidanan sesuai minat yang dia Impikan sejak lama, meskipun akan sedikit berbeda karena tidak bersama Susan. Tapi Intan yakin dengan bangkit sendiri tanpa tergantung pada siapapun, dia pasti bisa.


. . . Tamat

Bonus Story Extended. . .


Saat Intan akan menyerahkan berkas beasiswanya, di lorong kampus Intan melihat seorang pria berdiri membelakanginya, dengan setelan baju Koko yang trendi, dan peci kecil membuat sedikit jambulnya keluar. Jika diperhatikan tidak asing dimata Intan. Saat mencoba menyapa, pria berbalik.

“hah, Christ ? kamu ada disini ?” sedikit terkaget melihat teman sekolahnya dikampus.

“Assalamualaikum, Intan kamu juga masuk Unpad? Iya aku masuk Fakultas Kedokteran.”

“Walaikum salam, subhanallah Iya, Kebidanan Christ.”

“Jangan panggil aku Christ, aku sekarang mualaf, namaku Muhamad Syamsudin.”

“Alhamdulillah, ternyata hidayah memang turun kepadamu.” Intan bersyukur dan tersenyum pria idamannya kini seiman dengannya, hari-hari menjadi mahasiswa akan berbeda setelah Intan menemukan Kilaunya kembali.

Tamat Beneran (Titik).

20 Jun 2014

Cerpen: "Saat Hati Melihat, dan Berbisik" by Ifan


 

Tanggal : June 14, 2014 at 7:01pm
Judul    : Melihat Dengan Hati
Genre  : Romantic
Penulis : Irfan Mustofa

______________________________________________________________

Tahukah kamu? Diam-diam aku selalumemperhatikan kamu dari jauh, si tukang bunga itu.Tokomu yang tak jauh dari terminal dan pasar tempatku mencari uang. Jujur sejak itu aku merasa malu sendiri karena kamu, bagaimana tidak? Meskipun kamu, maafsaat itu Tuna Netra, tapi kamu berusaha sendiri. Dan masih bisa memberi makan anak-anak jalanan, dan gepeng disekitar tokomu.


Sedangkan Aku, sebenarnyacuma dianggap pemuda pembuat onar. Karena kerasnya jalanan membuat halal dan haram tak terlalu penting yang penting bisa hidup. Tapi kini aku tersadarterlalu jauh aku tenggelam dalam kegelapan. Setidaknya dengan menjadi Musisi Jalanan, itu lebih baik mungkin. Akuingin tahu bagaimana si tukang bunga yaitu kamu, bisa melihat hidup meski melihat dalam kegelapan.

Saat itu aku beranikan diri untuk masuk ke tokomu.“klinting ... ting ...” suara bel itu germerincing setiap pintu dibuka jadi kamu bisa tahu ada pelanggan yang masuk.

“Selamat pagi tuan. Ada yang bisa saya bantu?” sambutmu ramah. Lalu aku menghampiri kamu, tapi kenapa kamu mengendus lalu melangkah mundur dan wajahmu seperti ketakutan kemudian berkata “maaf tuan, toko baru saja buka,saya belum mendapat uang”

Kamu kira ada preman masuk ke tokomu yang ingin memalak kamu, gak heran sih memang bauku saat itu seperti preman jalanan, memang anak jalanan. Aku terkesan dengan kekuatan indra mu yang pintar menilai dan mengenal orang. Tapi aku sedikit tersinggung jadi aku keluar dari toko tanpa sepatah katapun.

Hari pertama mendekatimu memang gagal, tapi Hari berikutnya, aku datang lagi dengan pakaian rapi, bersih dan lebih wangi tentunya.Hingga kamu tidak menyadari bahwa akulah orang kemarin yang kamu kira Preman. Saat itu aku tidak tahu menahu soal bunga makanya aku bertanya dulu sebelum membelinya.

“hem, maaf mba, bunga yang paling disukai cewe apa ya?”

“Tergantung tuan. Menurut Jenis nya atau Warnanya? ” kamu bertanya balik

“Kalau menurut Jenisnya ?” tanyaku

“Bunga Rose, itu paling laku dan disukai wanita”

“Jika menurut warnanya, wanita harus diberi bunga Rose Apa?”

“menurut pengalaman saya? Jika wanita itu pacar tuan berikanlah Mawar Merah Muda, jika wanita itu istri tuan berikan saja Mawar Merah, apabila wanita itu Ibu tuan berikan beliau Mawar Putih, dan Jika wanita itu Teman tuan Mawar Kuning pilihan yang tepat”

“oh begitu, Akubeli yang ini?” Aku ambil sekuntum bunga. Lalu kamu raih dan menciumnya lalu berkata.

“hemmm, bunga Rose Kuning. Hanya 2500 rupiah tuan”senyummu merekah tak kalah indah dengan bunga itu. dan yang membuat ku terkesan kamu bisa tahu jika mawar itu berwarna kuning. Lalu kuberikan selembar uang lima ribu rupiah dan kamu meraba-rabanya.




“Ambil saja, kembaliannya” ucapku saat itu.

“Terima Kasih tuan” senyum manis itu melengkung lagi. Sebelum keluar toko aku bingung sebenarnya buat apa aku beli bunga, aku berbalik badan dan memberikan bunga itu kepadamu. Lalu kamu bilang “Tuan ini aneh ya, kenapa tuan berikan ini pada saya.”

Benar juga, konyolnya aku saat itu, nanti kamu kira aku lagi modus. Untung saja mawar kuning yang aku beli.

“eeuum, anggap saja itu tanda terima kasih, karena sudah memberitahuku soal bunga hehe” benar-benar terkesan madus yah hahaha

“Iyah, terima kasih tuan”

“Anggap juga itu tanda pertemanan yah” ujarku

“Oh tentu saja tuan” aku senang saat itu kamu tidak merasa keberatan merima bunga itu.

Ingin rasanya aku bertanya nama padamu, tapi aku harus bersabar dahulu. Untuk alasan aku datang lagi esok nya, lusa, dan esoknya lagi. Setiap aku masuk ke tokomu kamu bisa mengenali aku karena aroma parfume murahan yang aku beli di toko sebelah.

Hingga aku tahu nama kamu adalah Karin, hampir setiap pagi aku membeli bunga di toko mu. Hanya sekedar ingin mengobrol denganmu. Ingin tahu tentangmu. Dan seperti biasa aku membeli bungamu, aku membayarnya, dan aku berikan padamu. Kamu hanya menaruhnya di vas kosong.

Itu terus berlangsung hingga kita betul-betul bersahabat dan mulai akrab. Ingin rasanya lebih lama berbincang denganmu, karenasaat bersamamu aku merasakan keramahan yang tidak aku temukan di kerasnya jalanan. Tapi kamu tidak pernah menyadari bahwa aku hanya seorang pengamen.

Saat itu kamu tidak lagi canggung bercanda denganku dan tidak lagi memanggil “Tuan” melainkan menyebutkan nama “Zafar”, iya aku rasa itu pantas karena kita sebaya.Eh, tapi aku pernah membuat kamu geer saat itu, ingat ? mungkin kamu ingat perbincangan ini ...

“Hari ini kamu membeli dua kuntum bunga yaa?” katamu, seperti biasa sambil menghirup bunga itu, mengatakan jenis bunganya lalu harganya. Kemudian kamu bilang “Apa bunga ini untuk ku juga ?”

“Siapa bilang ? itu buat nenek ku” aku berdalih dan mebuatmu raut mukamu berubah. Sebelum membuat mu benar-benar kecewa aku bilang “Aku bercanda, ini untuk mu, tapi hanya satu yaa” aku tak bisa memberikan keduanya karena yang satu lagi bukan berwarna Kuning melainkan Merah Muda, kamu mungkin tahu maksudnya.

Kamu pernah bercerita bahwa dulu sebelum penglihatanmu terganggu karena Katarak, kamu tidak sungkan untuk membantu dan mengajar anak-anak jalanan membaca, menulis, dan membuat mereka  tidak tetinggal. Aku sungguh salut padamu meskipun sedang buta, kamu juga masih suka memberi makan para Tuna Wisma dijalanan.

Bagaimana aku tahu? aku kerap kali melihatmu diterminal dengan tongkatmu sambil menenteng keresek berisi nasi kotak. Sungguh mulia apa yang kamu lakukan, gangguan penglihatan padamu tidak menghalangi semangat kamu berbagi kebahagiaan.

Aku ingatkan lagi yah, dialog saat aku bertanya “apa kamu ingin melihat lagi, Karin?”

“Tentu saja, makanya dengan toko bunga ini aku mencoba menabung untuk biaya operasi”

“Tapi bagaimana kamu bisa menabung, jika keuntungan dari toko bunga ini kamu belikan makanan untuk mereka?”

“Tidak semua, aku sisihkan setengahnya meskipun butuh waktu cukup lama, tapi aku harus bersabar” kamu bilang dengan penuh ketabahan.

“Aku salut padamu, kamu masih mementingkan orang lain meski dengan keadaanmu seperti ini”

“Iya, Zafar.Sebaik-baiknya hidupkan bisa berguna untuk sesama, aku yakin jika kita menanam kebaikan pada orang lain. Tuhan tidak sungkan menurunkan Rahmatnya, seperti Malaikat Penolong ... “

“Kamu itu gak buta, Karin. Mata hatimu melihat jauh lebih baik dari Matamu” Kata sebijak itu tiba-tiba terlontar dari mulutku, bagaimana aku bisa berkata seperti itu, entahlah padahal dijalanan kebijakan yang aku dapat hanyalah menuruti Egoisme ku sendiri.

Saat kamu mengatakan malaikat penolong, aku ingin jadi malaikat itu. Karena aku sungguh menyayangimu, aku ingin kamu bisa melihat lagi, Menolong orang lain lagi, menjadi malaikat untuk orang lain lagi. Akhirnya aku runtuhkan keegoisanku dengan cara apapun ingin bisa membuatmu melihat kembali.

Hatiku mungkin telah dibutakan oleh Cintamu, aku mencoba mencari uang jutaan rupiah untuk biaya operasimu. Hingga temanku di jalanan merencanakan sesuatu, dan mengajaku untuk merampok. Dia bilang kita akan merampok rumah seorang koruptor yang sudah divonis tersangka. Awalnya aku menolak tapi dia bilang apasalahnya mencuri dari tangan pencuri, kita hanya mengambil hak rakyak kecil seperti kita. Maka aku ikut dengan mereka, Aku mendapatkan bagian. Aku sangat senang karena tak pernah berpikir jernih yang penting aku bisa menolongmu. Maaf Karin, uang itu yang aku berikan padamu.

Ingat saat sebelum operasi kamu ingin mengetahui wajahku? Kau mencoba meraba mukaku, kau pegang telinga, hidung, bibir dan sentuhan-sentuhan di wajahku lalu kamu berkata “Jika nanti sudah bisa melihat lagi Karin Ingin Zafarlah yang pertama Karin Lihat”.

Maafkan aku Karin, sepertinya hingga Kamu Bisa Melihat lagi, kamu tidak akan bisa melihatku dan setelah membaca Surat ini mungkin kamu semakin Jijik untuk mau melihatku, karena mungkin kamu pasti marah besar karena Biaya Operasi itu aku dapatkan dari Uang Haram.

Saat kamu bertanya darimana uang itu, dan sebenarnya siapa aku ?

Aku mengatakan kebohongan besar bahwa uang itu adalah Dana Bantuan Sosial karena selama ini aku mengaku-ngaku sebagai Manager Perusahaan yang melakukan Observasi dan Tergerak membantumu karena Bakti Sosialmu dan lain-lain. Hingga membuatmu yakin, dan menggunakan uang itu untuk Operasi Pengangkatan Katarakmu.

Entahlah aku tak tahu lagi memulai kata maaf ini dari mana, atas segala kebohonganku kamu pantas membenciku, Akulah Zafar seorang Pecundang yang menyukai Wanita berhati malaikat sepertimu, dan seorang Tersangka Perampokan Sebuah Rumah yang kini mendekam di penjara selama 6 tahun.

Kamu pasti bisa melihat sekarang, membaca kata-demi-kata Surat ini, bahwa inilah Hatiku Yang Berbicara, semua kebohonganku, semua manipulasiku aku utarakan, dan Hatiku Juga ingin berbicara sekalipun pasti kamu sangat membenciku, tapi Aku Sangat Mencintaimu, Aku Menyayangimu apapun akan aku lakukan untukmu.

Aku tidak tahu apa kamu bersedih atau marah padaku saat ini, aku hanya ingin mengucapkan Selamat Sudah Bisa Melihat Dunia Lagi, lanjutkanlah Aksi Sosialmu itu, seperti keiinganmu dulu, bisa membantu sesama lagi, membangun sekolah untuk anak jalanan, dan menolong tuna wisma.

Oh, iya tambahan jika kamu melihat bunga-bunga mawar kuning di vas itu, periksalah kembali, Ada bunga berwarna Merah Muda disitu.



Salam Maafku,



Zafar

---------------------------------------------------------------------------

Hati Karin kacau setelah membaca Surat Zafar, yang ia temukan didepan Toko Bunganya. Kekecewaan yang mendalam dan amarah berkecamuk tapi hatinya tidak bisa berbohong karena dia juga mencintai pria itu.

Pipinya sudah basah, berlinang air mata. Dia duduk didalam toko matanya melirik sebuah vas bunga yang berisi mawar kuning, lalu dia mencari sesuatu. Ternyata benar kata Zafar sekuntum Bunga Mawar berwarna Pink. Seketika airmatanya berlinang kembali.

“Tuhan jika memang dia memang jodohku, jika emang dia malaikatku, pertemukan aku padanya “ Karin berdoa dan berharap bisa kembali melihatnya.

***

6 Tahun Kemudian ....

Zafar telah bebas dari penjara, dan melihat toko bunga Karin berkembang pesat, dia ingin masuk tapi dia takut jika Karin masih marah, tapi hatinya berbicara dia harusmasuk ke toko. Dia melihat seorang wanita sedang sibuk merapihkan bunga-bunganya, dialah, Karin. Saking sibuknya dia tidak mendengar bell yang biasa berbunyisaat pintu toko dibuka.

“ Mba, bunga yang paling disukai cewe apa ya” tanya Zafar.

“ Tergantung tuan, Menurut Jenisnya atau Warnanya?” jawab Karin yang dari tadi masih sibuk merangkai bunga tanpa melihat pelanggannya. Tiba-tiba aktifitas Karin terhenti sejenak saat mendengar suara pria itu, dia ingat seseorang lalu dia membalikan badan. Hingga mereka berdua saling berhadapan.

“Zz... Zafar ?” ucap Karin ragu.

Zafar hanya tersenyum dan berkata “Iya, ini aku. Maafkan aku kar...” Ucapannya terhenti karena Karin langsung memeluk tubuh Zafar.

"Bundaa ... aku mau sekolah .." panggilan seorang gadis kecil berumur 5 tahun, Karin pun melepaskan pelukannya dan menghapus airmatanya.

"Iya, nak. hati-hati yah" Karin menerima sun tangan dari gadis kecil itu, sambil mengelus rambutnya.

"itu tadi ?" ucap Zafar sambil menelan ludah.

"iya Zafar, itu Putriku." jelas Karin sambil menahan senyumnya.

Kedua insan dipertemukan kembali, Tuhan menuntun hati mereka untuk berbicara dan melihat cinta yang hakiki meskipun mereka tak saling meiliki.

14 Jun 2014

12 Jun 2014

Timeline 2 : Kisah Putih Abu, di Pelitaku [Part 2]

Helo dear, fanmuse !
gua lanjut ahh cerita putih abu gua, skrang ini gua mau berbagi cerita saat pertama kali gua masuk ke dunia putih abu, yaitu saat gua masuk ke kelas 1, yups saat itu gua masuk ke kelas X TI 1 atau 10 Teknik Informatika 1, maklum lah namanya juga SMK dear hehe ... ok langsung aja ke TKP :D :D :D

SMK Pelita BDG
SMK Pelita BDG
>> First Class X TI 1, my Stories begin here ...

Bulan Juli 2010, gua lupa tanggal pastinya yg gua tau bulan dan tahun itu pertama kalinya gua memakai seragam putih abu, bersama ratusan siswa angkatan baru, angkatan ke 13 saat itu ...

Kami semua berkumpul di lapangan, berbaris menunggu pengumuman ke kelas mana dan disebelah mana kami ditempatkan ... saat itu gua lagi duduk dengan sederetan, cowok-cowok sebaya dengan gua dan saat itu belum gua kenali siapa saja, hanya segelintir orang yg gua kenal dari MPLS kemaren.

“Irfan Mustofa .. kelas 10 TI 1 !” yups nama gua di sebut dan gua masuk ke kelas TI 1, saat bapak kesiswaannya mengumumkan di depan, beliau menunjukan arah kelas yang mana, langsung aja gua masuk, satu-persatu siswa diumumkan dan mendapatkan kelasnya. Ada sekitar 33 Cowo dan 9 Cewe kalo gak salah... lupa lagi gue hehe :D. Gua saat itu duduk di bangku pertama, banjar/deretan bangku ke 2 dari meja guru ... orang pertama yang duduk dengan gua yaitu Gunawan. Tapi dia tak bertahan lama, Cuma sekitar 2 minggu lalu pindah ke belakan.

Dan akhirnya gua duduk sebang ku dengan Rommy Setiawan, meskipun gua sempat berpindah-pindah tempat duduk. Tapi si Rommy paling lama duduk dengan gua, hingga akhir.a naik kelas dan kelas 2 gua duduk sama Rommy lagi heheh...


Rommy Setiawan
Rommy Setiawan

Orangnya baik, kreatif, lugu, berkeingintahuan tinggi *cieelaahh dan setia kawan lagi :D :D seneng lah gua punya temen kayak dia, pernah ada satu moment gua belum ngerjain tugas Fisika untuk membuat Bandul, eh, ternyata si Rommy dgn senang hati bikin 2 buah dari rumah, buat gua wkwkwk banyak yah, moment menarik sama dia, saat kerja kelompok, betulin Lab bareng ampe pulang malem, ngerjain pr di kelas bareng, yahh banyak lah cerita-cerita layaknya pelajar semestinya.

Fakta lain Saat di Kelas 10 TI 1 :

-          Saat ini gua memilah-milih untuk masuk ekskul, karena saat gua msuk ke smk gua bertekad gak mau jadi siswa biasa yg datang pulang skolah kyk biasa, makanya gua Raup Ekskul, Paskibra *PASUS*, BasCom *komunitas komputer*, Rohis *remaja masjid*, English Club.

-          Gua kenal satu temen cewe untuk pertama kalinya di putih abu, namanya Euis Gustiani, uuhhh kesan pertama kenal dia itu gua rada ilpil yahh, dia kan dikerudung tapi saat itu pas istirahat, dia pernah uring-uringan karena plesdisknya yg rusak pake “nying-nying lagi” -_- you know waht i mean ? hehe tpi setelah kenal lama dia jadi sahabat baik gua hehe

Euis Gustiani
Euis Gustiani
dan dia punya gank cewe nama.a Wilsond, gank cabe-cabean serupa dgn gank nero yg waktu itu heboh di berita *ehh wkwkwk kgak becanda hehe, biasalah gank sebangku diantaranya Euis ato Oii, Risna, Ressa, Astri, Lia.

wilsond
Willsond : Zaman cupu
Saat itu di kelas TI cewe nyaitu Cuma ada 9 orang, tapi dimata gue cewe-cewe di kelas kami itu yang paling cantik, natural, dan gak neko-neko kyk di jurusan sebelah Pk, Pn baru kls 1 udah pada bersolek, berbedak, dan berEye-Liner wkwkwk dan gua pernah bilang Gank Wilsond itu sebenarnya pada cantik ehehe :3

willsond
Willsond Now : Ichod, Ssa, Iut, Nha, Oii
-          Ada 1 moment paling menyentuh dan gak pernah gua sangka, saat itu kelas kami kehilangan Dompet, dan HP ampe Kesiswaan masuk ke kelas kami, dan menyidang kami sekelas, sore itu kami gak boleh pulang dulu ... bapak kesiswaan itu bertanya “Siapa yang menurut kalian orang paling jujur di kelas ini ?” seisi kelas ngeliat gua, nunjuk gua, terus ada yg nyeletuk “Irfan pak !”. wahh gua kaget, kebetulan gua duduk didepan, lagi nunduk. Yahh gue deh yg geledah semua tas anak-anak saat itu, bukan geer yaa gua kira mereka gak merhatiin gua, gak nyangka teman sekelas merhatiin gue juga yah, pdhal gua di kelas itu pendiem. dan imej gua ternyata gak buruk dimata mereka :)


-          Gua pernah bikin Heboh, seisi kelas karena Pidato Bahasa Sunda gua wkwwk seisi kelas ampe teriak-teriak merdeka-merdeka !! haha *karena isi pidato gua ttng kemerdekaan* dan gua guru Bahasa, Sundanya salah satu guru faforit gua di kelas.


-          Entah lah gua ato yang lain juga, kami gak sulit paham kalo lagi belajar Fisika dan Kimia saat kelas satu, saat itu jujur nilai gua gak pernah lebih dari 60 hehe... karena Cara Mengajar guru ato emg kami yg belet -_- Skali lagi entah lahhh ...


-          Gua juga punya Rival waktu kelas 1, namanya Iman Sulaeman, tapi dia juga sahabat gua, kita sering Sharing persoalan Rohis, yg skrang namanya gua ganti jadi JAMIC “Remaja Islamic” krena kebetulan dia ketuanya, meski masih kelas 1 waktu itu. Nah rival.a dimana ? nah, gua itu suka bersaing soal nilai, meskipun dia gak ngerasa tpi gua bikin si Iman jadi motivasi gua supaya bisa ngalahin nilai-nilainya di kelas hehehe habis pinter banget dia -_-

Iman Sulaeman
Iman Sulaeman

-          Kami sekelas suka ikutan seminar, workshop di luar skolah, kami juga suka masuk pagi buat tambahan nilai RPL 4. Oh iya lupa Fakta terpenting, sekolah kami itu masuknya Siang, karena Paginya di pakai SMP Pelita.

-          Gua jadi sekertaris di kelas satu, tapi pamornya ampe ngalahin KM hehe ... moment paling seru itu saat Buka Shaum Bersama, Lomba bikin Grafiti, Lomba Kebersihan Kelas, Lomba ngehias kelas *kelas udah kayak acara ulang tahun anak tk* wkwkwk terus moment saat Olahraga apalagi pas Renang di Karang Setra

-          Kami pernah di Push Up sekelas di Lapangan, karena berkeliaran diluar karena gak ada guru. Dikelas kami mayoritas baik-baik *shit* :p tapi ada lah bandit-bandit yg bikin kelas itu selalu Rame dan selalu kena hukum wkwkwk sebut jangan yah namanya? Hahaha ...

-          Kami juga bikin Jaket Kelas, waktu itu namanya BARAYA, meskipun sempat jadi kontroversi karena warna nya putih dan biru dongker, terus tulisannya Biru dan Kuning, katanya itu warna Gank Briges, ato excus ato apalah whateverr .... terus sempat jadi perbincangan kaka kelas, karena nama BARAYA udah ada yg make sama angkatan 12. Tapi paling sedih adalah kenapa jaket BARAYA ini gua pernah liat dipake Tukang Ojek, aduhh gusti ... T.T ckckckck


Jaket Kelas 10 TI 1
Jaket Kelas 10 TI 1
Oke mungkin itu saja soal, cerita gue di kelas 10 TI 1, sebenarnya masih banyak cerita menarik lainya ... tapi gua lupa-lupa ingat, dan mungkin perlu gua Filter cukup itu jadi cerita indah buat gue dan temen-temen gua heheh ... ini photo gua dan temen-temen gua saat main, ahh gua gak punya photo kami sekelas T,T sedih bgt lah, dulu gua mana suka narsis-narsisan, selfie ato gimana gitu ... habis dulu gua orang.a Pemalu, pendiam, *diem dipojokan gigitin kaki kursi*hahahah >.<


Irfan Kelas 1
ini Gua saat kelas 1, botak hehe saat itu gue harus photong rambut model 321 .. soal.a masuk paskib
ini kenangan gua maen sama Temen- Temen Deket Gua, saat kelas 1 SMK ... waktu itu klo gak salah ini di Kampung Wisata Pasir Kunci hehe

409044_1778045308012_52935834_n
*nama dari kiri* Jajang, Andri, Gua, Iman, Risna, Lia, Ressa, Euis, Astri

254321_1404296004513_5849707_n 381538_1778041947928_33995297_n 391126_1778021507417_454071948_n 395697_1778023667471_1038607903_n 397117_1778040027880_660349470_n 405619_1778024347488_2139238339_n 408861_1778040307887_1885391880_n395845_1778043867976_1913734628_n

>>Suka Duka Gabung PASUS, jadi CA 13 ...
To be Continued ...