5 Jul 2014

Kandidat Lomba Cerpen : "Ngeteng Traveller" by Irfan

Lomba Cerpen Faber-Castell International Indonesia
Judul Cerpen : Ngeteng Traveller
Tema    : Best Adventure
Penulis : Irfan Mustofa
Kode    : [A] 15-20 thn


"Ngeteng Traveller"

Sudah enam tahun sudah aku berteman dengan mereka yang mengaku 7RANGER, teman-teman dari berbagai kota yang aku kenal lewat sosial media, rencananya kami akan bertemu dan berlibur bersama. Dan Bali menjadi spot pilihan kami untuk bertatap muka langsung.

Hari yang dinanti tiba, Goo dari Banjarmasin dan Irwan dari Lombok memutuskan untuk menunggu kami berlima di Bali. Sedangkan Arief dari Aceh, Syam dari Batam, dan Leo dari Palembang memutuskan untuk Transit dahulu ke Jakarta bertemu Pian yang dari Bogor dan Aku sendiri dari Bandung. Perkenalkan aku Irfan, dan inilah petualanganku ke Pulau Dewata.

Dengan memakai baju ungu, ransel dan tas selendang kecil berisi uang cash, dan tiket pesawat aku layaknya seorang backpacker. Dari jam 5.12 pagi aku di Stasiun Bandung, berdiri diantara antrian loket untuk membeli tiket KA menuju Stasiun Gambir Jakarta.

Saat hendak masuk tiba-tiba “Jeprutt .... prakk” tali tas kecilku jatuh, obat-obatan, power bank, charger, tiket pesawat dan isinya tercecer keluar. Sambil jongkok memunguti barangku. Penumpang yang akan masuk sudah nampak berdesakan, maklum Kereta Ekonomi. Saat hendak malaju, sambil menenteng tas aku berdiri tepat di pintu gerbong, kemudian “breettt ...” tas ku jatuh lagi ? bukan! Aku kaget lalu teriak ...

“Jambreettt !!!” tas ku dibawa lari lelaki misterius, entah siapa karena hari masih gelap, aku teriak mengalahkan suara peluit petugas stasiun saat itu.

“Copet !! Copet !! Punten kang, itu cegat ! .... Aaah, sialan !” aku langsung lompat dan mengejar copet itu “Copeeeet !! Wooii rek kamana siah ! Jangan tinggalin gua !!” *Jiiiaah, buset, itu copet larinya cepat amat, iya lah, mana ada copet lari lemah gemulai. Si Copet menghilang diantara keramaian penumpang, tapi kulihat dia keluar stasiun dan masuk ke suatu gang, aku ikuti hingga cukup jauh dari stasiun hingga akhirnya Aku kehilangan dia “Sial !”.

Dengan nafas masih tersenggal senggal aku kembali ke stasiun. Sial lagi, ternyata Kereta Menuju Gambir sudah berangkat, dan akan ada lagi jam 4 sore. Aku tengok jam tanganku, 6.30 pagi, lalu aku kabari sahabatku Syam.

“Tuutt ... Tuutt ... Tuutt, Nomor Yang Anda Tuju Sedang Tidak Aktif“

” huh, lagi-lagi janda gatel itu yang jawab, yang lain juga belum aktif pasti masih di pesawat menuju Jakarta.”

Mondar mandir di Stasiun berpikir harus gimana, cek Dompet uang cash hanya ada 250.000, saldo ATM aku cukup untuk membeli tiket pesawat lagi, tapi saat di cek ketersediaan Tiket di internet. Apess memang, hari ini semua tiket pesawat kelas ekonomi tujuan Bali sudah ludes terjual, hingga 3 hari kedepan. *kelas ekonomi?* “masalah buat lo?

“Ahh, harus hemat nih, disanakan belum Check in, Makan, Belanja, Diving, Snorkling, Clubbing, ehh hehe ”

Setelah aku pikirkan kereta menjadi pilihan ku ke Bali, via Bandung – Surabaya. Saat di loket ada dua pilihan dilematis antara KA Turangga atau KA Pasundan. Aku tanyakan soal harga tiket kedua kereta itu.

“loh, teh, kok Turangga mahal yaa?” tanyaku heran kepada petugas loket, dibalik kaca mbak itu menjawab “iyalah kang, fasilitasnya juga bagus” mbak itu menunjukan brosur kereta dengan interiornya yang mirip pesawat.

“jangan haraf naik kereta Cuma-Cuma, hehe” canda mbak itu.

“ya iyalah teh, bisa aja si teteh mah.” Ucapan mbak tadi membuatku ingat akan syair lagu anak-anak ... Ke Bandung~ Surabaya~ boleh lah naik dengan percuma .... aku senyam senyum sendiri.

Karena harga tiket KA Turangga begitu mahal maka KA Pasundanlah pilihanku lebih murah 100.000 karena kelas ekonomi. Di dalam gerbong, aku tercengang melihat keadaan Kereta, kumuh ? padat penumpang? Pedagang asongan? Itu semua tidak ada, keretanya bersih, ber-AC, dan ada colokan listrik untuk ngeCharge, tepuk jidat, baru ingat Chargerku ada ditas yang dicopet itu, harus hemat batterai, aku SMS Ranger lain, jika aku ke Bali dengan “Ngeteng” dan tidak jadi ke Stasiun Gambir. Dari jam 7 Kereta melaju cukup cepat, udara segar kota Bandung berhembus dari sela-sela jendela kereta.

Ponselku berbunyi, rupanya Arief menelpon “Hoii Cung, kenapa lo malah mau Ngepang di Bali ?”

“Eh.. Eh.. Eh ! bukan Ngepang, tapi Ngeteng, jadi gua gonta-ganti Transport, sekarang di Kereta menuju Surabaya” jawab aku.

“hahaha... loh, kok Kereta? gak cape kau ke Bali pake Kereta?” tanya Arief heran, yang dia kira Kereta itu Motor. Karena di Aceh disebut begitu.

“iishh... ini kereta beneran cung, yang Jug ge Jag ge Jug... Sorry gua gak ke Jakarta.”

“Ooohh... kenapa? Gua, Syam dan Pian mau Boarding nih ...”

“ceritanya panjang lebar kali tinggi, Kabarin gua jika udah sampai Bali”
setelah telpon berakhir, baterai ponsel berkurang satu, benar-benar harus hemat batere, hemat uang pula, hadooh..

Matahari Jam 10 pagi tersenyum hangat menyapa dari langit biru, cerahnya bersatu dengan hijaunya pesawahan. Hampir 12 Jam perjalanan mulai membuatku Jenuh, aku berjalan-jalan menyusuri gerbong, lalu terhenti di pintu gerbong, teringat adegan di film 5CM saat Zafran dan Dinda menggantung di pintu menikmati hembusan angin, pikirku “Ah, Cobain ahh heheh” sensasi angin kencang berhembus nikmat sekali, aku merem-melek lalu membayangkan seseorang berbisik I love You, eh, fantasy ku buyar karena kaget petugas gerbong menegurku.

....

Mau tau kelanjutan ceritanya : Ayo !!  KLIK INI

-----------------------------------------------------------------------------------------
Minta bantuannya yaaa :)
Aku lagi mengikuti Lomba cerpen, bantu Like  Photo dan Coment Cerpen saya ini :)

0 komentar:

Posting Komentar

"aku sangat senang bila anda dapat meninggalkan komentar disini"