8 Des 2014

[Cerpen] “ Mengejar Lembayung Dewata ”


6 tahun sudah aku bekerja, menabung, menaruh harapan untuk bisa bertemu dengan tahun 2020. Akhirnya hari dan tahun ini tiba, Kenapa? Karena tepat 2014 lalu, Syah teman ku dari Dunia Maya berencana untuk bertemu dan berlibur di Bali, bersama 5 kawan lainnya yang tergabung dalam 7Ranger. Persahabatan ala dunia maya, hehe meskipun dunia maya tapi persahabatan kami tidak maya, tapi mulan *loh* nyata adanya maksudnya.

Kami ini beda-beda kota, Garry dari Banjarmasin dan Wandi dari Lombok memutuskan untuk menunggu kami berlima di Bali. Sedangkan Arsyil dari Aceh, Syah dari Batam, dan Lucky dari Palembang memutuskan untuk Transit dahulu ke Jakarta bertemu Fikri yang dari Bogor dan Aku orang ke 7 itu dari Bandung. Kenalkan aku Irfan, petualanganku dimulai.

Subuh hari aku sudah tampil gaya dengan Tshirt ungu dirangkap kemeja kotak-kotak lengan panjang sambil membawa ransel ala backpacker, dan tas selendang kecil berisi uang cash, tiket, dan barang yang mudah diambil lainya. Jam 5.12 pagi di Stasiun Bandung cukup ramai sekali, aku ngantri tiket KRL untuk berangkat ke Stasiun Gambir Jakarta. Setelah itu, aku melangkah menuju gerbong, belum juga masuk, tiba-tiba “Jeprutt .... prakk” tas selendang kecil itu jatuh karena talinya lepas, sehingga tas yang isinya obat-obatan, power bank, charger, dan tiket pesawat yang dari jauh hari aku beli keluar berserakan. Penumpang berdesakan yang hendak memasuki gerbong, aku Cuma jongkok memunguti barangku satu persatu. Kereta pun hendak malaju aku pegang tas itu, baru saja berdiri tepat di pintu gerbong, lalu “breettt ...” tas ku jatuh lagi ? bukan! Aku kaget dan teriak ...

“Jambreettt !!!” tas ku dibawa lari lelaki misterius, entah siapa karena hari masih gelap, aku teriak mengalahkan suara peluit petugas stasiun saat itu.
“Copet !! Copet !! Tolong hentikaan mas, pak .... Aaah, sialan !” aku coba meminta tolong untuk menghentikannya, tapi tak ada yang menghiraukanku, dia terus berlari, aku pun lompat dari pintu dan berlari mengejar copet itu. kereta tak lama lagi melaju, mau bagaimana lagi Tiket menuju Bali-ku ada di tas itu. Aku kejar dan terus meneriakinya.
“Copeeeet !! Wooii mo kemana lo ! Jangan tinggalin gua !!”  *Jiiiaah, buset, itu copet larinya cepat amat, iya lah cepat, mana ada copet lari lemah gemulai. Si Copet menghilang diantara keramaian penumpang, tapi aku lihat dia keluar stasiun dan masuk ke suatu gang, aku ikuti hingga cukup jauh dari stasiun pada akhirnya Aku kehilangan dia “Sial !”.

Cuma bisa ngas nges ngos saat itu, lalu aku putuskan kembali ke stasiun. Sial lagi, ternyata Kereta Menuju Gambir sudah berangkat, bagian informasi mengabarkan akan tiba lagi sekitar pukul 4 sore. Aku tengok jam tanganku, 6.30 pagi, lalu aku rogoh smartphone dari saku jeans ku dan mengabari Teman ku Syah, “Tuutt ... Tuutt ... Tuutt, Nomor Yang Anda Tuju Sedang Tidak Aktif ...” huh, lagi-lagi janda gatel itu yang jawab, yang lain juga belum aktif pasti mereka di pesawat menuju Jakarta.
Aku mondar mandir di Stasiun berpikir harus bagaimana, cek Dompet uang cash Cuma ada 250.000, lalu aku ke ATM melihat saldo cukup untuk membeli tiket pesawat lagi, tapi saat di cek ketersediaan Tiket Pesawat di internet lewat Smartphone, Apess memang, hari ini semua tiket pesawat kelas ekonomi tujuan Bali sudah ludes terjual, hingga 3 hari kedepan. *kelas ekonomi?* “masalah buat lo?”
“Ahh, harus hemat nih, disanakan belum Check in, Makan, Belanja, Diving, Snorkling, Clubbing, ehh hehe ” aku berpikir sejenak lalu memutuskan untuk naik kereta saja via Bandung – Surabaya. Saat di loket cuma tersedia KA Turangga Kelas Eksekutif dan itu cukup mahal, hampir sama harganya dengan tiket pesawatku. “loh, teh kok mahal yaa?” aku bertanya heran sama mbak petugas loket seusiaku, mbak itu menjawab “iyalah kang, fasilitasnya juga bagus” mbak itu menunjukan brosur kereta yang interiornya seperti dalam pesawat “iya kali, gak ada yang Cuma-Cuma kang” tambah mba itu.
“iiiisshh, si teteh bisa aja, kayak lagu anak-anak itu donk” aku teringat syair lagu anak ... Ke Bandung~ Surabaya~  boleh lah naik dengan percuma ....
“nah itu akang tau hehe” Setelah aku meceritakan tujuanku mbak itu menawarkan alternatif lain “ya udah mas saya sarankan naik KA Malabar aja, via Bandung-Malang nanti dari sana naik KA Tawang Alun hingga Banyuwangi” Kereta Ekonomi yang cukup murah Cuma 70.000. Aku langsung deal saja, lalu bersiap menaiki kereta yang jam keberangkatannya tinggal 30 menit lagi.
Aku masuk kedalam gerbong, jam 7 pagi, cukup tercengang saat melihat keadaan Kereta, kumuh ? padat penumpang? Pedagang asongan? Itu semua tidak ada sama sekali, keretanya bersih, ber-AC, dan ada colokan listrik untuk ngeCharge, baru aku ingat Chargerku ada ditas yang dicopet itu, benar-benar harus hemat batterai, aku pun BBM dan SMS Ranger lain, jika aku ke Bali itu “Ngeteng” dan tidak jadi ke Stasiun Gambir. Kereta melaju cukup cepat, udara segar kota Bandung berhembus dari sela-sela jendela kereta.
Ponselku berbunyi, rupanya Arsyil menelpon “Hoii Cung, kenapa lo malah mau Ngepang di Bali ?”
“E.. E.. E.. Aceh ! bukan Ngepang, tapi Ngeteng, jadi gua gonta-ganti Transport, skarang lagi ke Malang pake Kereta” jawab aku.
“wkwkwk ... Lah, kok Kereta, gak cape kau ke Bali pake Kereta?” tanya Arsyil heran, yang dia kira Kereta itu Motor. Karena di Aceh disebut begitu.
“ishh ini kereta beneran cung, yang Jug ge Jag ge Jug... Sorry gua gak ke Jakarta, ceritanya panjang”
“Ooohh, Gua, Syah dan Fikri lagi Boarding nih, Siap-Siap NgeFly hehe”
“Ih, dasar Udik lu. Yaaaa... Titi DJ, Kabarin gua jika udah sampai Bali” setelah telpon berakhir, baterai hape berkurang satu, aku harus hemat segala nih, hemat uang, hemat baterai. Hih ...
Jam 10 pagi itu mentari tersenyum hangat dan langit biru cerah berpadu dengan hijaunya pesawahan, indah sekali pemandangan dari jendela kaca saat itu, ini perjalanan kereta pertama bagiku dan paling jauh yang pernah aku tempuh, Kereta ini melewati beberapa kota, 10 Jam waktu tempuh cukup membuatku Jenuh, aku pun berjalan-jalan menyusuri gerbong, lalu aku terhenti di pintu gerbong, teringat dengan adegan di film 5CM saat Zafran dan Dinda menggantung di pintu menikmati hembusan angin lajunya kereta, “Ah, Cobain ahh heheh” benar saja sensasi angin kencang berhembus, nikmatnya keindahan ini, aku merem-melek lalu membayangkan seseorang berbisik I love You, eh terkaget aku seseorang menegurku, “he kang ! ojo ngadek neng kunu! Blai kowe nek ngadek neng lawang koyo ngunu ...” ternyata bapak berkumis menegurku pakai bahasa jawa, dia itu petugas Kereta. Hem, aku pun kembali ke kursi, sialan si bapak tadi membuyarkan imajinasiku. Daripada bad mood lebih baik tidur saja. Aku terlelap, hingga tidak terasa jika sudah sampai di Stasiun Malang. Aku turun dari gerbong, lalu mengabari Ranger lain. Tak ada balasan.
Tidak banyak buang waktu, karena sudah pukul 6 Sore, aku segera ke Loket, untuk membeli Tiket KA Tawang Alun yang sebelumnya aku pesan via Online dengan Smartphoneku. Kali ini Stasiun Banyuwangi Baru tujuanku, tapi sayang nya baru bisa melayani keberangkatan pukul 9 Malam. Yaa Sudah, sambil menunggu kereta aku Solat dahulu lalu jalan-jalan sekitar kota Malang untuk mencari makan dan menikmati Lembayungnya, rupanya udara kota Malang tidak berbeda dengan Kota Bandung sejuk. Setelah itu aku kembali ke Stasiun, ah tepat waktu, jam 8.45 Keretaku sudah tiba, aku pun naik. Kereta Malam menuju Banyuwangi melaju. Ini baru perjalanan yang melelahkan, meskipun kelas ekonomi cukup murah Cuma 32.000. Sebagai pengusir jenuh aku pasang Headset tuk mendengarkan music, hingga ketiduran, lalu aku terbangun karena lagu “Kereta Malam” dari Ponselku.
Agak terkaget Rupanya 30 Miscal, 23 SMS, dan pesan di BBM dari 6 Ranger yang berbeda. Aku kabari mereka jika saya sudah ada di Banyuwangi dan tinggal ke Pelabuhan-Nyebrang sampai deh di Bali, ternyata Ranger lain sudah saling bertemu dan Check in disalah satu Hotel di Sanur. Beranjak dari Stasiun Banyuwangi Baru, jam 01.20 dini hari, aku celingak-celinguk mencari jalan ke pelabuhan, Ponsel udah mulai Lowbat, tapi aku masih bisa GPS (Guide Penduduk Setempat) hehe, aku lihat ada Bapak-bapak di pos ronda, aku tanya lalu katanya Pelabuhan Tidak Jauh kok, Cuma 20 menit jalan kaki.
Malam hari, dingin, Cuma ditemani gemerlap bintang, aku berjalan hingga baru teringat, “Bego gua, mana ada kapal Ferry nyeberang dini hari gini”  Jet Lag total aku karena tidur-bangun dari kereta gini jadinya, ini namanya petualangan ala Nekat Traveller, ah, yang ada “Ngeteng Traveller” itu cape banget, tapi walau begitu berasa banget perjuangannya tidak seperti naik pesawat, garing! Cuma B2SB “Boarding, Bobo, Sampai, Bali”. Huh.
Sampai di Pelabuhan Ketapang, aku tengok sana-sini, benar saja jam 2 Dini hari, tak ada kapal ferry yang beroperasi, tapi diluar Pelabuhan aku lihat ada beberapa nelayan yang hendak melaut, lalu aku bujuk rayu si bapak untuk minta diseberangkan sampai ke Gilimanuk, selat Bali tak terlalu jauh mungkin sekitar 1 Jam, dengan bujuk rayuan maut aku, ada satu perahu yang mau mengantaku, karena kebetulan dia nelayan dari Bali juga, Akhirnya beruntung juga aku, hehe aku naik perahu nelayan dengan mesin yaa, bukan perahu dayung, buset dah. Oh, begini rasanya naik kapal, aku mual lalu mabok laut. Jiaahhh, Kepala Pusing, Badan Lemes hingga sampai di Pantai seberang, Jam 3 Pagi aku lewat Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba ada petugas, yang meminta tanda pengenal, aku kaget, yah kuperlihatkan KTP. Untung saja Bapak itu tidak Kepo bagaimana aku bisa ke Bali, biarlah ini jadi Cerita saat aku bertemu dengan 6 Ranger lain.
Lanjut petualangan ku, dari Gilimanuk aku bisa menaiki Bis Malam tujuan Mataram, kata si Bli nelayan tadi Bis Malam itu bakal Singgah dulu ke Terminal Ubung, Aku sangat berterima Kasih atas jasa Bli tadi, saat aku sodorkan ongkos, Bli itu menolak, sungguh baik. Hemat Hore !! Akhirnya setelah tawar menawar hebat, aku bisa naik bis ke Denpasar Cuma dengan 20.000 hehe, hebat kaan ? sesampainya di Terminal Ubung Denpasar, aku menelpon Syah dengan sisa Batere terakhir. Syah mengangkat dan billang mereka akan melihat Sunrise. Dan “tuuutt... blep” Handphone ku Mati. Dari terminal aku naik Ojek karena Sanur itu di Timur Denpasar dan tidak jauh lagi. Jam tanganku menunjukan pukul 4.40 Subuh, aku meminta Sopir Ojek buat ngebut karena aku tak mau ketinggalan, Indahnya Lembayung itu.
Di Sanur, 6Ranger lain sedang duduk dipasir putih menghadap laut, menantikan detik-detik Sang Fajar berganti Matahari Terbit.
“Sayang banget yaa, Irfan gak ikut kita ke Bali” ujar Wandi kecewa.
“Dia pasti ke Bali, tadi dia bilang mau Ngepang disini” Ucap Arsyil menghibur
“Guys. Tadi Irfan menelpon, tapi gak sempat bilang dimana posisinya, hpnya mati” Sam menambahkan.
“Irfan, dimana kaaauuuu~ si Ranger Ungu gak nepatin janjinya !” Teriak Garry sedikit lebay
“iyahhh ka, kok dia begitu sih, 6 tahun, ini lah yang kita tunggu” Fikri ikut kecewa.
“Andai dia disini sekarang, lengkaplah bahagia kita, 2020, Rangers, Bali, Sunrise” kata Lucky.
***

Aku sampai di Pantai Sanur, bersujud syukur diatas pantai pasir putih, aku bisa rasakan kelembutan sentuhan pasir Sanur di wajah ku, lalu aku tengok ada 6 Pria memakai baju merah, putih, biru, hijau, kuning, dan hitam sedang duduk bersama menatap Lautan. Tidak lain dan tidak bukan ...
Aku mendengar obrolan mereka, dan membalasnya ...
“Aku disini kok !”
“?!” para Ranger kaget, dan reflek menengok kebelakang lalu berdiri. Air muka mereka berubah, rona bahagia terpancar. Kami pun berpelukan, akhirnya imFikri ini lengkap dan benar-benar terjadi. Lalu Arsyil nyeletuk, “Fan, kok lu bau banget sih?” membuat semuanya melepas pelukan mereka. “lu gak tau yah, bau ini, keringat ini, merupakan perjuangan untuk Mengejar Lembayung itu ...” telunjukku mengarah pada Cahaya Lembayung berwarna Oranye keunguan dengan gradasi hijau dan biru langit yang indah, hingga matahari kemerahan muncul sedikit-demi-sedikit dari cakrawala berbatas laut. Yups, Sunrise Sanur yang terkenal itu. Ibarat persahabatan kami yang berwarna warni, hangat, dan abadi. Mereka berdiri saling merangkul menatap Rona Lembayung Dewata dari Indahnya Matahari Terbit di Pantai Sanur.

Tamat.

0 komentar:

Posting Komentar

"aku sangat senang bila anda dapat meninggalkan komentar disini"